Tidak dapat kita pungkiri bahwa harga atau pricing menjadi salah satu faktor utama yang konsumen pertimbangkan sebelum melakukan pembelian. Bahkan dalam strategi bauran pemasaran (baik marketing mix 4p maupun marketing mix 7p), penetapan harga menjadi salah satu elemen utama yang harus perusahaan pertimbangkan secara teliti.
Sebab pada dasarnya, konsumen cenderung akan membeli barang yang sesuai dengan buyer power atau daya tawar pembeli. Selain itu, konsumen juga cenderung menginginkan barang yang memiliki kualitas sesuai dengan harganya. Inilah kenapa harga menjadi salah satu komponen utama yang berperan dalam meningkatkan penjualan (sales growth) perusahaan.
Perusahaan harus mampu menentukan harga barang sesuai dengan product value dan market orientation. Tujuannya adalah agar dapat menarik minat lebih banyak sales lead atau prospek untuk melakukan pembelian. Kendati begitu, perusahaan juga harus menghitung keuntungan dan revenue yang diperoleh dari penetapan harga tersebut.
Oleh sebab itu, untuk menetapkan harga suatu produk, ada banyak hal yang harus perusahaan pertimbangkan terlebih dahulu. Price Intelligently mengatakan bahwa ada beberapa strategi penetapan harga (pricing strategy) yang bisa perusahaan terapkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Apa saja?
Simak langsung penjelasan selengkapnya melalui artikel berikut ini!
Apa Itu Pricing Strategy?
Melansir dari laman Chron, strategi penetapan harga atau pricing strategy adalah metode yang bisa perusahaan gunakan untuk menentukan harga produk/layanan mereka.
Menetapkan harga merupakan poin krusial yang menjadi salah satu penopang proses bisnis secara keseluruhan. Hal ini karena harga produk bergantung pada jumlah biaya produksi (cost of goods), incremental cost, biaya proses penjualan dan operasi, biaya kampanye pemasaran (strategi marketing campaign), biaya product development, hingga biaya selama siklus penjualan (sales cycle).
Bukan hanya itu saja. Penetapan harga ini juga menjadi elemen utama untuk menentukan profit atau keuntungan dalam bisnis. Sebab dengan harga yang tepat dan sesuai, suatu produk akan lebih mudah untuk terjual di pasaran. Ini karena penentuan harga yang tepat akan menciptakan demand atau permintaan yang optimal dari konsumen dan mitra bisnis, hingga meningkatkan angka retensi.
Pricing atau penentuan harga ini pun bukan hanya berlaku untuk perusahaan yang memproduksi barang untuk konsumen saja (B2C), melainkan juga untuk skala bisnis B2B. Karena penentuan harga akan memengaruhi bargaining power atau daya tawar dari suatu perusahaan. Semakin tinggi bargaining power yang Anda miliki, maka posisi Anda di pasar (market positioning) maupun market share pun akan semakin menguat.
Selain itu, penentuan harga yang tepat juga akan menjadi senjata jitu untuk menghadapi kompetitor di pasar. Artinya, Anda dapat meminimalisir persaingan bisnis dan ancaman pendatang baru. Dengan begitu, dapat kita simpulkan bahwa penetapan harga menjadi salah satu faktor kunci bagi bisnis untuk meraih keuntungan.
Manfaat Pricing untuk Bisnis
Mengutip dari Chron, berikut ini adalah beberapa manfaat dari pricing yang bisa Anda dapatkan:
- Membantu perusahaan dalam proses pengembangan produk yang lebih berkualitas
- Meningkatkan brand image dan brand value
- Lebih mudah dalam market positioning
- Mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi
- Meminimalisir risiko kerugian
- Meningkatkan angka customer loyalty dan brand loyalty
Baca Juga :
- Memahami Lima Elemen Porter Five Forces untuk Tingkatkan Daya Saing Bisnis
- Kelebihan dan Kekurangan Market Pricing sebagai Strategi Penetapan Harga Berbasis Pasar
Cara Menetapkan Harga (Pricing)
Sebagaimana pemaparan di atas, penetapan harga menjadi salah satu elemen penting yang berperan dalam menentukan perkembangan dan pertumbuhan suatu bisnis (growth rate). Karena dengan mematok harga yang tepat, sebuah bisnis bisa mendapatkan demand produk yang tinggi dan meningkatkan penjualan.
Untuk menentukan harga yang sesuai dengan produk dan kebutuhan bisnis, ada beberapa langkah yang perlu perusahaan terapkan dengan seksama. Antara lain:
1. Berdasarkan Total Biaya yang Perusahaan Keluarkan
Seperti yang kita bahas di atas, penetapan harga bergantung pada biaya yang perusahaan keluarkan dalam proses bisnis secara keseluruhan. Artinya, Anda harus menentukan harga jual dengan berpedoman pada total biaya untuk memproduksi suatu produk.
Nantinya, perusahaan perlu melakukan perhitungan untuk mendapatkan laba atau profit margin. Sehingga fungsi utama dari strategi ini adalah untuk mendapatkan untung sebesar-besarnya. Artinya dalam proses pricing, Anda harus mampu mematok harga yang dapat menutupi biaya produksi dan menghasilkan keuntungan dalam bisnis.
2. Menetapkan BEP (Break Even Point)
BEP atau break even point adalah titik keseimbangan hasil dari pendapatan dan modal yang perusahaan keluarkan. Anda bisa menerapkan strategi ini dengan cara menetapkan harga jual berdasarkan total pengeluaran dan hasil yang diterima perusahaan secara keseluruhan.
Secara gamblang, strategi ini akan membuat bisnis atau perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan. Meski begitu, strategi ini memberikan jaminan bahwa perusahaan tidak akan mendapatkan kerugian atau mengalami pure risk. Bahkan justru bisa menemukan keseimbangan dalam pasar.
3. Mark Up
Strategi mark up juga bisa Anda gunakan sebagai salah satu cara untuk menentukan harga. Mengutip dari Profit Well, pada dasarnya mark up sendiri mengacu pada cara menetapkan harga jual dengan mempertimbangkan harga pokok di awal pembelian.
Sehingga mark up sendiri menunjukkan harga jual yang biasanya lebih besar ketimbang biaya produksi. Jadi semakin tinggi mark up, maka keuntungan perusahaan pun akan semakin besar.
4. Riset Demand atau Permintaan Pasar
Anda juga bisa melakukan market research atau riset pasar untuk menentukan harga jual suatu produk. Caranya adalah dengan mengamati tingkat demand atau permintaan pasar terhadap produk yang Anda tawarkan. Fungsi utama dari strategi ini adalah untuk memahami kebutuhan target pasar dan kesulitan yang mereka hadapi (customer pain point).
Dengan menciptakan produk berdasarkan permintaan dan kebutuhan audiens, maka hal tersebut bisa menjadi acuan untuk menetapkan harga. Semakin tinggi permintaan konsumen terhadap produk tersebut, maka akan semakin tinggi pula harga yang bisa Anda tetapkan.
Untuk melakukan riset, Anda perlu menganalisis sejumlah faktor. Antara lain feedback dari konsumen (customer feedback), hingga kemungkinan adanya produk pengganti atau substitute product yang membuat konsumen lebih tertarik.
Baca Juga :
- Customer Value Proposition (CVP) : Pengertian, Kriteria, dan Cara Membuatnya
- 5 Cara Meningkatkan Customer Value Suatu Bisnis
5. Melakukan Analisis kompetitor
Strategi yang terakhir adalah dengan melakukan analisis pesaing atau competitive analysis. Karena pada dasarnya, semua bisnis tentu akan memiliki kompetitor. Sehingga, analisis kompetitor adalah hal penting yang wajib Anda lakukan untuk mendapatkan atau mempertahankan posisi di pasar.
Cara melakukan strategi ini adalah dengan mengamati kinerja dari pesaing Anda. Misalnya adalah melihat kualitas produk yang mereka tawarkan pada customer, pasokan barang, serta harga yang mereka patok untuk tiap produknya. Dengan strategi ini, Anda pun bisa menentukan harga yang sekiranya lebih terjangkau bagi konsumen.
Contohnya apabila Anda memiliki bisnis yang bergerak di bidang fashion. Anda memiliki pesaing yang mengeluarkan koleksi busana dari bahan tertentu. Dengan bahan yang sama, Anda menawarkan koleksi yang memiliki harga lebih murah.
Alhasil, konsumen pun akan lebih tertarik untuk membeli produk Anda ketimbang milik kompetitor. Sebab dengan kualitas produk yang sama, mereka bisa mendapatkan harga yang lebih terjangkau. Sehingga strategi ini tentunya akan membantu Anda untuk dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Jenis-Jenis Pricing Strategy
Setelah mengetahui manfaat dan cara menentukan harga jual suatu produk, Anda juga perlu memahami jenis-jenis pricing. Melansir dari HubSpot, pada dasarnya jenis pricing ini bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Cost-plus pricing : Jenis ini bisa Anda sebut sebagai mark up pricing. Ini merupakan strategi yang paling sering diterapkan oleh perusahaan. Yang Anda lakukan hanyalah mematok harga di atas biaya produksi untuk mendapatkan keuntungan.
- Competition-based pricing : Sesuai dengan namanya, jenis penetapan harga yang satu ini bergantung pada harga yang kompetitor terapkan. Anda bisa menjual produk lebih murah untuk menawarkan harga kompetitif.
- Premium pricing : Ini merupakan teknik penetapan harga dengan menonjolkan kemewahan dan kualitas produk (product-led growth). Sebab, selalu ada segmen pasar yang mau membayar sesuai dengan kualitas yang Anda tawarkan. Contohnya adalah brand fashion ternama yang mematok harga mahal untuk tiap koleksinya.
- Freemium pricing : Merupakan teknik yang cocok bagi bisnis di bidang SaaS. Biasanya, perusahaan akan lebih dulu memberikan uji coba fitur secara gratis. Kemudian dalam jangka waktu tertentu, masa uji coba tersebut akan berakhir dan konsumen perlu membayar untuk mendapatkan fitur yang utuh. Contohnya adalah platform streaming musik Spotify.
- Skimming pricing : Dalam strategi ini, awalnya perusahaan akan menjual produk dengan harga tinggi. Namun, seiring berjalannya waktu, nilai produk tersebut akan turun. Sehingga perusahaan juga harus menurunkan harganya pula. Tujuan pricing ini adalah untuk mempercepat penjualan produk tersebut.
- Bundle pricing : Sesuai dengan namanya, ini adalah strategi di mana Anda menjual produk yang lebih murah dengan cara bundling. Tujuannya adalah untuk mempercepat penjualan. Terutama untuk seasonal product dalam seasonal marketing.
Itulah ulasan mengenai pricing, manfaat, jenis, dan cara menentukannya. Pada dasarnya, penetapan harga adalah salah satu elemen krusial yang berperan penting untuk menentukan kesuksesan suatu bisnis. Sehingga, Anda perlu mempertimbangkannya dengan teliti.
Baca Juga :
- Memahami 4 Elemen Product Positioning dan Cara Mengembangkannya
- Manfaat dan Contoh Penerapan Psychological Pricing untuk Tingkatkan Penjualan Produk
inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.