Bagi Anda seorang pemula dalam dunia bisnis yang merasa takut kalah saing dengan bisnis serupa lainnya, tenang, itu wajar saja. Mungkin Anda belum sepenuhnya mengenal dan memahami apa itu brand equity.
Perlu Anda ketahui bahwa perusahaan yang memberikan brand equity pada produknya melalui periklanan dan channel digital marketing akan mudah diingat dan langsung dikenali. Selain itu, brand equity dapat menjaga keandalan dan kualitas yang diharapkan basis pelanggan setia mereka yang tahu dan mempercayai brand.
Meskipun kedengarannya sederhana, Anda membutuhkan kesabaran, waktu dan banyak kerja keras untuk membangun ekuitas merek yang positif dan valuable. Untuk lebih memahaminya, simak penjelasan selengkapnya tentang brand equity berikut ini.
Apa Itu Brand Equity?
Dalam dunia marketing, brand equity atau ekuitas merek mengacu pada nilai sebuah brand yang ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap brand tersebut. Perusahaan Anda dapat membuat ekuitas merek untuk produk Anda dengan membuat tampilan dan performa produk yang memiliki kesan terbaik, unik sehingga mudah dikenali, dan lebih unggul dalam kualitas dan keandalan. Marketing campaign massal juga membantu menciptakan ekuitas merek.
Jika konsumen merasa puas dan bersedia membeli produk suatu brand, maka brand tersebut memiliki ekuitas merek yang positif. Sebaliknya, jika brand tersebut secara konsisten kurang memuaskan, maka brand gagal memenuhi harapan konsumen dan menghasilkan word of mouth yang buruk. Dengan kata lain, brand tersebut memiliki ekuitas merek yang negatif.
Di mata marketer dan pemilik bisnis, semakin tinggi atau positifnya nilai ekuitas merek, maka semakin meningkat pula derajat keberhasilannya dalam perencanaan penjualan dan operasi marketing dan strategi branding. Alhasil, Anda dapat menarik dan mengakuisisi konsumen baru dan mempererat hubungan dengan pelanggan lama.
Bila disederhanakan, brand equity adalah sama seperti reputasi sebuah merek. Karena perusahaan dengan ekuitas merek tidak dikenakan biaya yang lebih tinggi daripada para pesaingnya untuk menghasilkan produk dan membawanya ke pasar, perbedaan harga naik ke margin mereka.
Mengembangkan ekuitas merek dapat membantu Anda meningkatkan margin perusahaan dengan meningkatkan nilai yang dirasakan di mata pelanggan Anda. Ekuitas merek perusahaan memungkinkannya untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar pada setiap penjualan.
Baca Juga:
- Kelebihan, Kekurangan, dan Contoh Terbaik Pull Marketing Strategy
- Memahami Pengaruh Brand Value dan Praktek Terbaiknya
Elemen atau Komponen Dasar Brand Equity
Berikut ini beberapa komponen dasar brand equity yang perlu Anda pahami dalam mengembangkan bisnis ke arah yang lebih baik.
1. Persepsi Merek (Brand Perception)
Persepsi merek adalah apa yang pelanggan yakini diwakili oleh produk atau layanan. Bukan apa yang perusahaan pemilik brand klaim atau katakan. Persepsi konsumen, yang mencakup pengetahuan dan pengalamannya dengan brand dan produknya akan membangun brand equity. Akibatnya, konsumen lah yang memiliki persepsi merek, bukan perusahaan.
2. Efek Positif atau Negatif
Persepsi yang dipegang oleh segmen konsumen tentang suatu merek secara langsung menghasilkan efek positif atau negatif. Seperti yang sempat dijelaskan sebelumnya, jika ekuitas merek positif, maka reputasi bisnis, produk, dan keuangannya dapat memperoleh manfaat. Jika ekuitas merek negatif, yang terjadi adalah sebaliknya.
3. Tangible atau Intangible Value
Pada akhirnya, efek positif dan negatif dapat berubah menjadi nilai berwujud atau tidak berwujud (tangible / intangible value). Apabila brand mendapatkan efek positif di semua proses bisnisnya, maka tangible value diwujudkan sebagai peningkatan pendapatan (revenue) atau keuntungan (profit). Nilai tak berwujud (intangible value) diwujudkan dalam marketing sebagai brand awareness.
Sedangkan jika brand mendapatkan efek negatif, baik tangible dan intangible value-nya juga negatif. Misalnya, jika konsumen bersedia membayar lebih untuk produk generik ketimbang produk bermerek buatan luar negeri, brand tersebut memiliki ekuitas merek negatif.
Hal tersebut mungkin terjadi jika sebuah perusahaan sempat me-recall atau menarik produk utama untuk dikembalikan ke prabrik sehingga menyebabkan kerugian internal dan eksternal perusahaan.
Pentingnya Brand Equity
Mungkin sempat ada pikiran yang terlintas bahwa mengapa brand equity itu penting untuk keberlangsungan perusahaan. Ternyata ada beberapa alasan utamanya, yaitu:
1. Membantu Meningkatkan Brand Awareness
Brand awareness atau kesadaran merek bukanlah sesuatu yang datang secara alami. Bahkan brand besar pun harus menghabiskan jutaan dolar untuk menempatkan nama mereka di depan pelanggan.
Logikanya, konsumen cenderung memilih untuk membeli suatu produk dari brand yang mereka kenal. Fakta bahwa brand tersebut lebih konsumen kenal dapat membawa nilai lebih pada produk yang mereka jual.
Baca Juga:
- Cara Menerapkan Strategi Word of Mouth Di Era Digital
- Perbedaan Relationship Marketing dan Transactional Marketing
Dengan memperoleh awareness, Anda mengembangkan keakraban dan visibilitas produk dan brand, yang akan mempengaruhi aspek positif perusahaan lainnya. Misalnya upaya periklanan, proses produksi, dan lain sebagainya.
2. Menciptakan Brand Associations dan Menumbuhkan Perceived Value
Ketika Anda mendengar tentang brand Apple atau Hermes, apa yang ada di benak Anda? Brand dengan produk-produk yang mahal tapi premium dan berkualitas, bukan?
Itulah konsep brand associations. Konsep tersebut terjadi ketika beberapa ciri perusahaan telah tertanam dalam benak pelanggan karena citranya yang begitu kuat.
Umumnya, sebuah brand associations berusaha untuk menghubungkannya dengan kata-kata positif yang mengundang, seperti premium, berkualitas, mewah, dan lain sebagainya. Brand dengan karakteristik positif akan memiliki peluang lebih baik untuk mengelompokkan target pasar dengan memberikan lebih banyak alasan kepada orang untuk membeli produk mereka.
Nilai yang dipersepsikan atau perceived value adalah faktor penting lainnya. Brand equity membantu Anda membangun hubungan antara manfaat yang dirasakan dan anggapan yang dirasakan konsumen ketika berhubungan dengan produk itu.
Akibatnya, jarang ada konsumen yang mempertanyakan harga barang Hermès. Ketika konsumen melihat brandnya saja, mereka menganggap produk-produk Hermes pasti berkualitas baik. Itu sebabnya konsumen siap membayar harga tinggi untuk tas kulit premiun Hermes.
3. Membangun Hubungan Dengan Konsumen Melalui Brand Loyalty
Setiap marketer akan setuju bahwa jauh lebih murah untuk menjaga pelanggan yang ada daripada memperoleh yang baru. Perusahaan yang berupaya membangun hubungan sejati dengan pelanggan mereka dan sengaja mempromosikan brand loyalty akan mendapatkan manfaat finansial yang substansial dalam jangka panjang.
Konsumen bersedia membayar lebih untuk produk dari brand yang mereka setiai. Loyalitas pelanggan memberi brand keuntungan yang luar biasa karena tidak hanya meningkatkan brand value dan memberikan pengaruh besar dalam persaingan, tetapi juga mengurangi biaya perusahaan dalam pemasaran.
Cara Membangun Brand Equity
Membangun ekuitas merek memiliki manfaat yang jelas, tetapi membutuhkan banyak usaha dan penelitian untuk mencapai dan memeliharanya. Mencari tahu apa yang membuat merek Anda unik bisa Anda mulai dengan mengidentifikasi nilai-nilai dan kebutuhan target audience Anda.
Ketika perusahaan Anda tumbuh, Anda harus terus menyebarkan awareness untuk menghasilkan loyalitas bisnis baru dan menumbuhkan di antara pelanggan yang sudah ada pada saat yang sama.
1. Kenali Alasan Bisnis Anda
Jika Anda melihat perusahaan seperti Apple dan Hermès, Anda dapat dengan mudah memberi tahu apa alasan bisnis mereka. Poin ini menjelaskan banyak tentang strategi marketing dan campaign mereka yang sebagian besar berfokus pada merek mereka secara keseluruhan daripada produk tertentu. Merek-merek besar semacam itu dapat memperluas lini produk mereka hingga tak terbatas karena orang-orang mencintai mereka apa adanya.
2. Uji Posisi Anda Terhadap Konsumen
Marketing selalu merupakan proses percobaan dan kesalahan. Bahkan merek-merek paling populer membutuhkan waktu untuk menguji bagaimana teknik komunikasi mereka dianggap oleh konsumen setiap kali mereka memperkenalkan sesuatu yang baru.
Dengan setiap perubahan, penting untuk melihat bagaimana konsumen bereaksi, apa yang mereka suka atau tidak suka, dan apakah mereka memenuhi kebutuhannya. Penggunaan teknik komunikasi dan elemen kreatif harus berdasarkan pada data dan apa yang menarik bagi pelanggan Anda.
3. Prioritaskan Menciptakan Pengalaman Pelanggan Terbaik
Dengan munculnya media sosial dan kemampuan untuk menyuarakan pendapat dan berbagi pengalaman secara online, brand tidak lagi di tentukan oleh bagaimana mereka memposisikan diri dalam iklan. Brand adalah apa yang konsumen katakan tentang brand itu.
Jika Anda menempatkan pelanggan di pusat apa yang Anda lakukan, brand equity Anda akan tumbuh dan Anda akan dapat menikmati semua manfaatnya. Alhasil, pengalaman pelanggan (customer experience) akan lebih positif dan akan meningkatkan penjualan bisnis Anda.
Secara keseluruhan, menciptakan brand equity butuh lebih dari satu cara untuk menghasilkan penjualan jangka pendek. Strategi branding Anda harus mencakup elemen ekuitas karena memiliki dampak mendalam pada kemampuan merek untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.
Selain brand equity, Anda juga perlu menggunakan strategi digital branding dan marketing terbaik. Misalnya dengan penggunaan media sosial, SEO, email marketing, dan lain sebagainya. Dengan begitu, hubungan bisnis Anda dengan konsumen lebih baik dan konsumen bersedia untuk terus engaged dengan bisnis Anda.
Baca Juga:
- Integrated Marketing Communication (IMC) : Manfaat, Contoh, dan Cara Penerapannya
- Contoh Penerapan Strategi Marketing Mix 4P yang Menginspirasi
inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.