Setiap perusahaan yang menjalankan proses bisnisnya perlu membentuk persepsi di pangsa pasar dalam rangka menyampaikan value atau manfaat bisnis kepada target audience (brand value). Persepsi tersebut akan terbentuk berdasarkan identitas merek atau brand identity yang Anda buat. Walaupun persepsi yang ada nantinya akan berbeda seiring dengan keberagaman persona pelanggan, identitas merek haruslah memuat pesan yang konsisten agar tidak menimbulkan keambiguan secara nyata.
Sebagai salah satu faktor penting dalam brand development sekaligus brand management, identitas merek mendorong upaya branding perusahaan (corporate branding) yang lebih kuat, positif, dan profesional. Untuk itu, pengembangan brand identity tidaklah sembarangan dan memerlukan strategi khusus yang akan mempengaruhi pertumbuhan (business growth) dan perkembangan bisnis secara keseluruhan.
Akan tetapi, identitas merek tidak hanya sekedar logo atau tagline brand Anda, lho. Lantas, seperti apa konsep identitas merek yang benar untuk mendukung manajemen proses bisnis dan mempengaruhi pengalaman pelanggan yang terbaik? Jawaban selengkapnya bisa Anda dapatkan dengan membaca artikel berikut ini.
Daftar Isi :
Apa Itu Brand Identity?
Menurut laman situs SendPulse, identitas merek atau brand identity adalah sekumpulan komponen visual yang mewakili suatu brand agar pelanggan mudah mengingat dan membedakannya dari brand lainnya. Dengan kata lain, identitas merek adalah kepribadian bisnis Anda dan merupakan janji kepada pelanggan sebagai bentuk membangun kepercayaan dan kredibilitas antara perusahaan dan pelanggan (brand authority).
Definisi lain menyebutkan bahwa identitas merek merujuk pada apa yang brand katakan (brand voice), apa nilainya untuk pelanggan (customer value), bagaimana perusahaan mengomunikasikan produk (product knowledge), dan perasaan pelanggan apa yang bisnis harapkan ketika pelanggan berinteraksi dengan brand Anda (customer experience).
Baca Juga:
- Ketahui 7 Level Brand Engagement untuk Sukseskan Marketing Campaign
- Perbedaan User Experience dan Customer Experience, Mana yang Lebih Efektif untuk Bisnis?
Dengan brand identity yang kuat, perusahaan Anda akan berkesempatan:
- Mendorong terwujudnya visi dan misi perusahaan (corporate social responsibility).
- Mampu mengembangkan produk brand dengan maksimal.
- Meningkatkan kualitas lingkungan dan budaya kerja perusahaan.
- Mempertahankan dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar.
- Memahami sentimen pasar bisnis untuk mencapai keunggulan kompetitif di atas kompetitor.
- Meningkatkan layanan pelanggan yang akan mempengaruhi terbentuknya reputasi brand yang positif.
- Membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan (relationship marketing).
- Meningkatkan loyalitas pelanggan dan motivasi karyawan untuk terus berkontribusi dengan perusahaan (employee retention).
- Berkat loyalitas pelanggan yang dimiliki, perusahaan berkesempatan meningkatkan penjualannya dan mendorong konversi pelanggan potensial (leads).
Perbedaan Brand Identity vs Brand Image
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa kita temukan bahwa brand identity berbeda dengan konsep brand image, walaupun ada keterkaitan di antara keduanya.
Sederhananya, brand identity adalah cara yang perusahaan inginkan dari pelanggan dalam melihat perusahaan dan brand. Sedangkan brand image adalah cara realistis pelanggan dalam memandang dan menciptakan persepsi tentang perusahaan dan brand.
Lalu, hubungan di antara keduanya adalah ketika Anda fokus membangun identitas merek, maka Anda juga mampu menciptakan citra merek yang kuat. Namun, begitu identitas merek menemukan peluang dirinya dalam kesadaran konsumen (brand awareness), perusahaan akan sulit menghilangkan citra tersebut.
Oleh sebab itu, Anda perlu menimbang apa saja citra yang brand miliki dalam membangun brand identity. Tujuannya agar terhindar dari kesalahpahaman persepsi tentang perusahaan dan produk (brand equity) dengan perusahaan lain. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan adalah:
- Analisis SWOT atau kekuatan dan kelemahan perusahaan.
- Segmen pasar tempat perusahaan bekerja dan berada.
- Tujuan dan target bisnis.
- Buyer persona yang memproyeksikan pola pikir dan perilaku pelanggan (customer behavior).
Baca Juga:
- Cara Menerapkan Metaverse Marketing untuk Branding
- Menggunakan Media Buying untuk Branding Bisnis dan Tingkatkan ROI
Elemen Brand Identity
Di awal penjelasan definisi, kami menyebutkan bahwa brand identity mencakup komponen visual yang mewakili brand. Namun, bukan berarti komponen visual yang dimaksud di sini adalah berupa logo, tagline, dan lain-lain. Identitas merek memiliki beberapa elemen yang membentuk keseluruhan kepribadiannya, yaitu:
- Logo adalah elemen utama dari identitas perusahaan karena itu akan dilihat pertama kali oleh pelanggan dari brand. Logo dapat disajikan dalam bentuk gambar, teks, dan bentuk yang menggambarkan nama dan tujuan merek.
- Font atau jenis huruf yang mudah pelanggan pahami yang mana digunakan di semua kampanye pemasaran bisnis melalui berbagai saluran pemasaran (multichannel). Mulai dari media sosial, website, email, poster, billboard, dan lain-lain.
- Konsistensi elemen gaya visual merek Anda, mulai dari teks, gambar, warna, dan lain-lain.
- Bentuk atau form yang mewakili perusahaan Anda dan membuat orang mengenali produk Anda. Misalnya, McDonald’s secara efektif menggunakan huruf “M” sebagai bagian dari elemen unik untuk promosi bisnisnya.
Langkah Membuat Brand Identity yang Kuat
Sejatinya tim pemasaran harus menangani pengembangan brand identity perusahaannya. Setelah menentukan tujuan utama dan bagian tertentu dalam niche pasar bisnis, tim pemasaran dapat menciptakan identitas merek dengan mudah. Adapun berikut ini penjelasan lengkap langkah-langkah terbaik dalam membuat identitas merek yang kuat.
1. Analisis Pelanggan
Pertama, Anda perlu menargetkan kelompok audiens yang tepat dan mengubah atau mengonversinya menjadi pelanggan yang membeli (sales lead). Anda bisa melakukannya dengan riset pasar untuk memahami kebutuhan pelanggan (demand) dan unique value proposition bisnis Anda.
Dengan memahami pasar secara menyeluruh dan memisahkan target audience berdasarkan demografi persona, seperti usia, jenis kelamin, lokasi, tingkat pendapatan, gaya hidup, selera, dan preferensi. Anda dapat mengerjakan rencana pengembangan brand identity dengan mudah dan membuat perusahaan semakin sukses.
2. Analisis Kompetitif
Selain menganalisis kondisi pasar, Anda juga perlu menganalisis kompetitif pada kompetitor dan strategi brandnya. Sebab, dengan memahami pendekatan mereka terhadap pelanggan (customer approach), tingkat layanan pelanggan, taktik promosi, strategi pemasaran, dan desain brand. Maka dapat membantu Anda untuk merancang dan menyusun strategi brand identity yang tidak hanya unik dalam sifat dan kepribadian. Tetapi juga memiliki keunggulan dalam lingkungan persaingan.
3. Pahami Karakteristik Brand
Setelah itu, Anda beserta anggota manajemen dan karyawan inti bekerja sama dalam merencanakan, berpikir, dan menyusun strategi dalam menyusun pemahaman dan analisis mendalam tentang brand, sifat bisnis, tujuan jangka pendek dan jangka panjang (sustainable development goals), produk dan layanan yang ditawarkan, dan bagaimana bisnis ingin menggambarkan dirinya di pasar.
4. Tetapkan Pernyataan Pesan Brand
Setiap brand perlu menjelaskan kepada pelanggan dan stakeholder tentang visinya untuk masa depan (business forecast) dan misi untuk mencapai tujuan dan sasaran bisnis melalui brand messaging (strategi storytelling). Upaya tersebut bisa Anda tuangkan ke dalam bentuk elemen visual, seperti logo, maskot, tagline, tipografi, warna, dan template desain yang tidak hanya artistik dan inovatif. Tetapi juga beresonansi dengan sentimen pasar dan meraih perhatian khalayak konsumen.
5. Jalankan Strategi Brand
Setelah melalui keempat tahapan sebelumnya, inilah saatnya untuk Anda menjalankan strategi merek dengan menyebarkan brand identity melalui saluran media. Seperti public relation (humas), media sosial, corporate communication, iklan televisi dan cetak (pemasaran tradisional), dan event marketing.
Itu semua dapat membantu Anda dalam mengomunikasikan brand ke pasar dan target audience bahwa brand akan bertahan di industri dalam jangka panjang (sustainability management). Upaya tersebut akan semakin maksimal jika Anda mengelola dan menganalisis perkembangan strategi brand identity di pasar misalnya dengan menggunakan Google Analytics. Sehingga perusahaan Anda dapat mengukur derajat kesuksesan dan umpan balik terbaik dari pelanggan (customer feedback).
Baca Juga: