Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk menjadikan ekspansi bisnisnya terus tumbuh dan berkembang. Salah satu parameter untuk mengetahui tingkat pertumbuhan perusahaan adalah Internal Growth Rate (IGR).
Bagi pebisnis pemula, mungkin belum terlalu memahami mengenai IGR ini. Padahal menghitung Internal Growth Rate penting untuk Anda lakukan karena berkaitan dengan pembiayaan perusahaan. Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih dalam tentang IGR, berikut ulasannya.
Pengertian Internal Growth Rate (IGR)
Tingkat pertumbuhan internal atau Internal Growth Rate merupakan level tertinggi yang bisa sebuah perusahaan capai tanpa pembiayaan dari pihak eksternal. Jika suatu perusahaan memiliki hasil IGR yang tinggi, artinya kondisi keuangannya memang memadai untuk bertumbuh menggunakan dana internal.
Suatu bisnis seringkali tidak bisa beroperasi karena bergantung dari dana pihak luar. Jika sudah demikian, maka IGR perusahaan tersebut kemungkinan besar memang rendah. Tingkat pertumbuhan internal ini merupakan pengukuran penting yang harus Anda lakukan.
Terutama untuk perusahaan kecil atau yang baru merintis atau startup. Dengan demikian, kemampuannya untuk tetap berjalan tanpa pendanaan dari luar bisa terlihat. Anda bisa mengetahui bagaimana perusahaan bisa meningkatkan penjualan dan laba tanpa mengeluarkan lebih banyak ekuitas.
Misalnya dengan menjual sekian persen saham perusahaan tersebut. Tidak hanya itu terkadang untuk tetap beroperasi dan menghasilkan laba, suatu bisnis harus menambah beban hutangnya.
Poin-Poin Penting dalam Memahami IGR
Menghitung tingkat pertumbuhan internal memang penting agar pebisnis memiliki gambaran tentang kemampuan perusahaan atau enterprise value. Ketika memahami IGR ini, ada beberapa poin yang perlu Anda ingat:
- Tingkat pertumbuhan ini merefleksikan pertumbuhan tertinggi perusahaan dalam menjalankan operasionalnya tanpa mendapatkan pembiayaan dari luar.
- Tingkat pertumbuhan internal bisa mencapai maksimum ketika kegiatan operasional bisnis bisa terus mendanai dan menumbuhkan perusahaan. Hal ini bisa Anda lakukan tanpa menjual ekuitas atau menambah utang baru.
- Pertumbuhan internal bisa Anda dapatkan dengan menambah lini produk sesuai target pasar. Bisa juga dengan memperluas jaringan bisnis yang sudah ada.
Rumus Menghitung Internal Growth Rate
IGR = ROA.b / 1 – (ROA.b)
Keterangan:
ROA = Return on assets
b = retention ratio
Baca Juga :
- 9 Elemen Business Model Canvas (BMC) untuk Kesuksesan Bisnis
- Cara Menghitung Rate of Return (RoR) dan Perbedaannya dengan ROI
Cara Menghitung Internal Growth Rate
Melalui rumus di atas, cara mendapatkan IGR adalah dengan menghitung rumus pengembalian aset terlebih dahulu. Anda bisa mendapatkannya dengan membagi laba bersih dengan total aset milik perusahaan.
Selanjutnya, Anda perlu menghitung rasio retensi dari hasil pembagian laba ditahan dengan laba bersih. Jika sudah mendapatkannya, maka internal growth rate (IGR) di sebuah perusahaan pun bisa Anda ketahui.
Dengan perhitungan yang cukup sederhana ini, masih ada saja pebisnis pemula yang tidak memperhatikannya. Padahal, hasil perhitungan IGR bisa menjadi salah satu parameter apakah bisnis Anda sanggup atau tidak bertahan tanpa pembiayaan dari luar.
Beruntung bagi pebisnis yang sudah memahami pentingnya menghitung IGR. Ia menjadi lebih paham mengenai ketahanan perusahaannya menghadapi persaingan bisnis.
Manfaat Menghitung Internal Growth Rate
Dengan menghitung tingkat pertumbuhan internal, sebenarnya Anda secara tidak langsung mengetahui informasi lainnya mengenai perusahaan. Perusahaan bisa mendapatkan pertumbuhan internal yang bagus jika menggunakan sumber dayanya dengan efektif dan efisien.
Anda bisa membayangkan contohnya berikut ini: perusahaan X perlengkapan olahraga memproduksi sarung tangan baseball, tongkat pemukul, dan perlengkapan lainnya. Suatu hari, pihak manajemen tengah memantau operasi perusahaan saat itu.
Perusahaan tersebut melakukan analisa terhadap proses produksi yang mereka lakukan. Hingga akhirnya mengambil keputusan untuk memaksimalkan penggunaan mesin dan peralatan dengan lebih efisien. Tidak hanya itu, pihak manajemen juga memutuskan untuk mengurangi waktu idle.
Perusahaan juga menyimpan produk jadi yang akan merrka jual ke beberapa toko peralatan olahraga. Manajemen mengubah stok persediaan yang akan dibawa ke gudang pabrik. Ternyata, keputusan tersebut berbuah manis karena terbukti meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan X. Tidak hanya itu, tindakan yang diambil juga membuat penggunaan uang tunai dalam keadaan terikat dalam inventaris.
Cara Terbaik Meningkatkan Internal Growth Rate
Pada dasarnya, setiap perusahaan mungkin memiliki strategi business development masing-masing, termasuk dalam meningkatkan IGR. Namun, salah satu cara yang banyak terbukti efektif adalah dengan menambah lini bisnis baru. Bisa juga menambah seri produk yang sudah ada.
Contohnya perusahaan X yang memproduksi peralatan olahraga berupaya meningkatkan IGR dengan menambah lini produk peralatan di bidang olahraga lainnya. Biasanya hal ini dilakukan apabila suatu musim olahraga sudah berakhir. Maka, tentu saja produk perlu diganti sementara.
Perusahaan tersebut akan memasarkan seri produk terbaru ke basis pelanggan yang sudah ada. Dengan harapan mereka mungkin juga akan menyukai produk baru tersebut di seri yang berbeda.
Baca Juga:
- Compound Annual Growth Rate (CAGR) : Pengertian, Manfaat, dan Cara Menghitungnya
- Tujuan, Manfaat dan Cara Melakukan SWOT untuk Bisnis
Contoh Penerapan IGR dalam Ekspansi Bisnis
Salah satu strategi dalam meningkatkan internal growth rate adalah memperluas pangsa pasar bisnis. Khususnya untuk produk yang sudah dijual oleh perusahaan yang memiliki pendekatan tersendiri. Namun, umumnya mereka melakukannya dengan meningkatkan ekspansi bisnis yang dilakukan.
Oleh karena itu, sebuah perusahaan bisa meningkatkan hasil pendapatan dengan menjual lebih banyak produk. Dalam rangka meningkatkan IGR, hal ini dilakukan tanpa menambah biaya dari pihak eksternal.
Untuk mewujudkannya, Anda bisa membangun brand awareness dengan memanfaatkan digital marketing campaign. Hal ini tentu relevan dengan perkembangan zaman bagi perusahaan yang ingin meningkatkan ekspansi bisnis.
Lebih Baik Mana, Menjual ke Pelanggan Baru atau Pelanggan Lama?
Sebuah perusahaan akan mengeluarkan lini produk baru guna meningkatkan IGR. Pertanyaannya, apakah mereka akan menjualnya ke pelanggan baru atau pelanggan lama yang loyal (customer loyalty)? Jika sudah memiliki basis pelanggan di jenis produk tertentu, biasanya menjual pelanggan yang sudah lama lebih efektif.
Kemungkinan mereka sudah memiliki ‘hubungan’ dengan perusahaan dan bisa mempertimbangkan penawaran produk baru. Misalnya perusahaan X yang merilis lini produk perlengkapan olahraga untuk segmen konsumen tertentu, maka perusahaan bisa menambah model produk dan menjualnya ke basis pelanggan yang sama.
Dengan menghitung IGR, perusahaan bisa mengetahui di titik mana ia harus mulai mencari modal dari pihak eksternal agar bisnisnya tetap berkembang. Anda bisa memahami saat dimana sudah tidak bisa lagi hanya mengandalkan dana internal yang tidak cukup untuk ekspansi bisnis.
Apa Perbedaan IGR dengan SGR?
Dalam ilmu bisnis dan ekonomi, kita juga mengenal istilah IGR dan SGR. Keduanya merupakan hal berbeda meskipun sama-sama menghitung rate pertumbuhan. SGR atau Sustainable Growth Rate merupakan tingkat pertumbuhan berkelanjutan yang dapat dipertahankan perusahaan
Perhitungan SGR mengharuskan pebisnis memaksimalkan penjualan dan pendapatan untuk meningkatkan rasio leverage. Perusahaan dengan SGR yang tinggi menggambarkan kemampuannya dalam memaksimalkan penjualan produk.
Perusahaan dengan SGR tinggi memiliki fokus untuk meningkatkan produk dengan margin tinggi. Sedangkan IGR lebih berfokus pada upaya mengetahui sejauh mana perusahaan bisa beroperasi tanpa pendanaan dari pihak eksternal.
Seperti contoh di atas, meningkatkan nilai IGR dapat Anda lakukan dengan memperbesar ekspansi bisnis. Di mana jika nilainya rendah, perusahaan memang sudah harus mencari pendanaan dari pihak luar guna mendapatkan pembiayaan.
Dengan menghitung IGR, pada dasarnya hal ini juga upaya memantau growth rate atau pertumbuhan dan perkembangan bisnis Anda. Perusahaan dengan internal growth rate (IGR) yang tinggi tentu membuktikan marketing yang mereka lakukan efektif.
Baca Juga :
- Pengertian Year Over Year Growth dan Langkah Menghitungnya
- Cara Menghitung Monthly Recurring Revenue (MRR)
inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.