Cara Menghitung Revenue Bisnis dan Perbedaannya dengan Income

cara menghitung revenue

Dalam dunia bisnis, revenue tentunya bukan menjadi istilah yang asing lagi. Sebab, biasanya revenue digunakan untuk mengukur keuntungan sebuah bisnis.

Sebagaimana kita ketahui, tujuan utama dalam berbisnis tentunya adalah untuk mendapatkan keuntungan. Selain strategi pemasaran yang tepat, pencatatan di dalam laporan keuangan atau financial statement secara teliti dan rapi juga menjadi hal yang tidak boleh terlewat untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Biasanya, istilah revenue akan sering kita temukan dalam laporan keuangan ini.

Meskipun bukan lagi menjadi hal baru di dunia bisnis, namun rupanya masih banyak orang yang salah mengira bahwa revenue sama dengan income. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Lantas, apa perbedaan tersebut?

Melalui artikel berikut ini, kami akan mengajak Anda untuk mengupas tentang cara menghitung revenue, jenisnya, hingga perbedaannya dengan income.

Apa Itu Revenue?

Revenue adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan bisnis dalam kurun waktu tertentu. Pendapatan ini merupakan hasil dari kegiatan operasional utama suatu bisnis atau perusahaan.

Sedangkan menurut GoCardless, istilah ini merujuk pada pendapatan dari sebuah bisnis dengan adanya kegiatan operasional pada perusahaan tersebut. Misalnya dari penjualan barang atau jasa, penjualan aset perusahaan (business asset), bunga investasi, hingga penerimaan donasi.

Pendapatan ini biasanya tercatat pada laporan keuangan dalam satu periode tertentu. Catatan tersebut masih merupakan jumlah kotor yang belum dipotong dengan biaya produksi, penjualan dan operasi, serta lain sebagainya.

Jenis-Jenis Revenue

Secara umum, revenue terbagi menjadi dua jenis. Yakni operating revenues dan non-operating revenues.

digital marketing agency

1. Operating revenues

Sesuai dengan namanya, operating revenues adalah pendapatan dari aktivitas bisnis. Misalnya, Anda menawarkan jasa sebagai content writer. Lalu, ada orang yang menggunakan jasa Anda. Nah, pendapatan yang Anda hasilkan tersebut adalah operating revenues.

2. Non-operating revenues

Sementara itu, non–operating revenues merupakan pendapatan yang tidak berasal dari aktivitas bisnis. Contohnya adalah penjualan aset perusahaan, bunga investasi, saham, atau deposit.

Baca Juga :

Perbedaan Revenue dan Income

Melansir dari Investopedia, revenue (pendapatan) merupakan hal yang berbanding terbalik dengan income (penghasilan). Perbedaan ini membuat keduanya tidak bisa berada dalam satu kolom perhitungan akuntansi yang sama.

Revenue atau pendapatan merupakan hasil kotor dari sebuah penjualan produk atau jasa dalam satu periode. Sedangkan, penghasilan atau income merupakan keuntungan bersih atau netto dalam sebuah periode bisnis.

Dengan kata lain, income adalah nilai keuntungan yang diperoleh suatu bisnis atau perusahaan. Jadi, jika revenue lebih fokus terhadap pendapatan yang mampu diterima oleh perusahaan, maka income akan lebih cenderung pada nilai jumlah keuntungan bersih yang mampu diperoleh perusahaan.

Perbedaan keduanya juga terletak pada:

1. Berdasarkan Sumbernya

Jumlah pendapatan sebuah perusahaan bukan hanya bersumber dari hasil penjualannya saja. Namun, bisa juga berasal dari sumber pendapatan lainnya seperti bunga, deposito, investasi, dan lain sebagainya.

Sementara, income hanya berasal dari hasil bisnis perusahaan. Dengan kata lain, seluruh hasil penjualan perusahaan, baik itu pada produk barang atau jasa, akan terhitung sebagai income perusahaan secara keseluruhan.

2. Berdasarkan Cara Menghitungnya

Untuk menghitung pendapatan suatu bisnis, Anda harus menjumlahkan komponen biaya atau komponen pada penerimaannya. Cara menghitungnya pun terbagi menjadi total pendapatan, pendapatan rata-rata,  serta pendapatan marginal.

Sedangkan untuk menghitung income, Anda bisa menggunakan dua cara, yaitu net profit dan gross profit. Dalam menghitung income secara gross profit, perusahaan perlu mengurangi nilai pendapatan dengan harga pokok penjualan atau HPP.

Sementara untuk menghitung net profit, perusahaan perlu mengurangi gross profit dengan biaya lain yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Misalnya adalah beban pajak, beban iklan, dan beban biaya lainnya.

Baca Juga :

Cara Menghitung Revenue

cara menghitung revenue untuk bisnis

Ada tiga cara untuk menghitung revenue, yaitu:

1. Total Pendapatan atau Total Revenue (TR)

Merupakan cara perhitungan paling dasar. Jumlah total pendapatan pada jenis ini akan menjadi dasar dalam perhitungan revenue pada jenis uang lainnya. Untuk bisa mendapatkan informasi terkait total pendapatan perusahaan, maka rumus yang bisa digunakan adalah:

Total pendapatan = harga jual x jumlah produksi

2. Pendapatan Rata-Rata atau Average Revenue (AR)

Cara menghitung revenue berikutnya adalah dengan membagi total pendapatan dengan nilai jumlah produk yang mampu terjual. Anda bisa  menggunakan rumus:

AR = Total Pendapatan : Jumlah Produk Terjual

3. Pendapatan Marginal atau Marginal Revenue (MR)

Sementara itu, cara yang terakhir adalah dengan menghitung marginal revenue atau MR. MR adalah suatu pendapat tambahan karena adanya tambahan pada tiap unit barang yang dijual. Rumus menghitungnya adalah:

Marginal Revenue = Tambahan TR : Tambahan Jumlah Barang yang Terjual

Cara Menghitung Income

Ada dua cara untuk menghitung income, yaitu dengan gross profit dan net profit.

1. Gross Profit

Yaitu merupakan laba kotor yang dapat kita hitun dengan membagi total keuntungan bruto dengan nilai total pendapatan atau penjualan. Rumus untuk menghitungnya adalah:

GP = Jumlah Laba Bruto : Total Penjualan

2. Net Profit

Merupakan niali keuntungan bersih adalah nilai yang bisa kita hitung dengan cara membagi total keuntungan bersih dengan nilai penjualan. Rumusnya adalah:

NP = Total Keuntungan Bersih : Total Penjualan

Pada dasarnya, rumus menghitung gross profit dan net profit adalah sama. Perbedaannya terletak pada pemilihan total keuntungannya saja, yaitu laba kotor atau laba bersih.

Baca Juga :

Faktor yang Memengaruhi Revenue

Mengutip dari buku The Personal MBA yang ditulis oleh Josh Kaufman, terdapat empat faktor yang memengaruhi nilai revenue. Antara lain:

1. Jumlah pelanggan

Semakin banyak jumlah pelanggan yang membeli produk atau menggunakan jasa Anda, maka secara otomatis pendapatan pun akan semakin meningkat. Dengan demikian, hal yang perlu Anda lakukan adalah melakukan riset pasar agar dapat menyasar target pelanggan yang tepat.

2. Ukuran transaksi

Faktor kedua yang memengaruhi revenue adalah ukuran transaksi. Jika Anda ingin memperoleh lebih banyak pendapatan, maka cobalah untuk membuat pelanggan membeli lebih banyak produk Anda. Caranya adalah dengan menentukan jenis strategi pemasaran yang paling tepat sesuai dengan target pasar.

Selain itu, Anda juga bisa menawarkan layanan yang lebih mahal kepada customer. Mengutip Oberlo, teknik ini disebut dengan upselling.

3. Harga barang/jasa

Secara logika, jika harga barang/jasa yang Anda tawarkan naik, maka pendapatan Anda pun akan turut meningkat. Akan tetapi, perlu Anda ingat bahwa Anda tidak bisa sembarangan dalam menentukan harga barang. Sebab, kenaikan harga dapat berpengaruh pada minat beli konsumen.

Untuk itu, lakukanlah market research terlebih dahulu serta perhatikan feedback dari pelanggan setelah menggunakan bisnis Anda (customer experience).

Customer experience adalah pengalaman yang diperoleh pelanggan setelah berinteraksi dengan bisnis Anda. Jika angka kepuasan pelanggan atau customer satisfaction score tinggi, maka besar peluang Anda untuk mendapatkan pelanggan yang setia (customer loyalty).

Dengan demikian, Anda tidak perlu khawatir jika kenaikan harga produk akan memengaruhi jumlah pembelian.

Kesimpulan

Revenue kerap menjadi indikator kesuksesan pada suatu bisnis atau perusahaan. Sebab, dengan pendapatan yang tinggi, maka hal tersebut akan turut memengaruhi enterprise value. Kendati demikian, Anda perlu mengontrol finansial perusahaan dengan cara melakukan pencatatan keuangan secara teliti untuk memastikan nilai revenue.

Dengan demikian, Anda pun dapat membuat financial modeling yang efektif untuk menjadi acuan dalam financial forecasting untuk meningkatkan kesuksesan perusahaan di periode selanjutnya.

Selain menghitung revenue secara akurat, Anda juga bisa menggunakan layanan digital marketing agency untuk membantu mengembangkan bisnis. Beberapa strategi yang bisa diimplementasikan adalah growth hack marketing, inbound marketing, 360 Digital Marketing, serta Data-driven marketing agar perusahaan semakin berkembang pesat.

Baca Juga :

inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.