Conversion Rate Optimization (CRO): Pengertian, Manfaat, dan Tahap Penerapannya

Conversion Rate Optimization (CRO): Pengertian, Manfaat, dan Tahap Penerapannya

Setiap perusahaan dari berbagai niche industri umumnya akan menjalankan strategi pemasaran dengan kampanye pemasaran (marketing campaign) dan pengiklanan (advertising campaign) tertentu untuk mengonversi prospek potensial (lead conversion). Misalnya dengan menerapkan strategi content marketing, memilih jenis strategi pengiklanan tertentu (contohnya social advertising atau targeted advertising), atau memanfaatkan email marketing untuk lead nurturing yang efektif. Semua itu termasuk ke dalam konsep praktik strategi conversion rate optimization atau CRO.

Strategi CRO jadi salah satu faktor utama dalam memastikan bahwa traffic website merupakan bukti hasil mengonversi pengunjung atau pelanggan untuk menjadi pelanggan setia (customer loyalty) atau bahkan pelanggan yang membeli produk atau layanan bisnis (sales lead). Sehingga tak heran jika CRO juga erat kaitannya dengan upaya SEO untuk memaksimalkan brand positioning di internet atau media online lainnya.

Kendati demikian, tidak semua marketer dapat menerapkan strategi tersebut secara efektif. Sebab dalam penerapannya, marketer membutuhkan pemahaman mendasar supaya perusahaan dapat mencapai tujuan dan target bisnisnya dengan biaya (fixed cost) dan sumber daya (key resource) yang seminimal mungkin.

Berikut ini inMarketing rangkum penjelasan lengkap mengenai strategi conversion rate optimization yang perlu Anda ketahui. Bacalah artikel ini sampai selesai!

Apa Itu Conversion Rate Optimization (CRO)?

Menurut situs laman VWO, CRO atau conversion rate optimization adalah proses mengoptimalkan performa website bisnis secara keseluruhan berdasarkan perilaku pengunjung website (consumer behavior) sebagai leads bisnis.

Tujuannya agar end user dapat melakukan suatu tindakan atau konversi yang diingikan pada halaman website tersebut (conversion tracking). Misalnya, pembelian produk atau layanan bisnis, berlangganan newsletter website bisnis (subscribtion), atau meninggalkan detail kontak (nomor telepon atau alamat email) sesaat setelah engage dengan website.

Baca Juga:

Strategi CRO yang baik tidak hanya berarti Anda menghemat waktu, uang, dan upaya bisnis yang diperlukan. Tetapi juga dengan menjelajahi strategi pertumbuhan bisnis baru (growth strategy) yang mungkin sebelumnya tidak Anda ketahui.

digital marketing agency

Dengan kata lain, CRO dapat membantu Anda memahami kegunaan website dengan lebih baik sambil memberikan wawasan perilaku pelanggan. Serta kiat-kiat tentang cara membuat UX (user experience) website yang lebih baik untuk memenuhi tujuan dan target bisnis.

Sebelum mengoptimalkan conversion rate, Anda bisa menghitung besaran conversion rate dengan rumus hitung berikut ini.

CRO = (Jumlah conversion pada satu halaman website : total pengunjung website) x 100

Nantinya, hasil akhir dari penghitungan tersebut akan dikonversi ke dalam bentuk persentase (%). Umumnya, rata-rata nilai conversion rate yang ideal berkisar antara 2%-3%, tergantung sektor industri bisnisnya.

Elemen Penting Dalam Conversion Rate Optimization (CRO)

Strategi kampanye CRO yang sukses adalah kampanye yang menggunakan data mendalam (big data) untuk menganalisis pelanggan atau hasil pemasaran (marketing analysis), menjalankan banyak pengujian, mengubah konten pemasaran agar lebih relevan bagi pengunjung, dan menarik kesimpulan tertentu.

Nah, sepanjang perjalanan proses CRO, seorang marketer akan menemukan sejumlah elemen utama yang dapat dan perlu dioptimalkan. Elemen-elemen tersebut terdiri dari:

Baca Juga:

Manfaat Conversion Rate Optimization (CRO)

Perlu Anda ketahui bahwa strategi conversion rate optimization tidak berkaitan langsung dengan segala upaya menarik traffic website atau ranking pada SERP (search engine results page). Melainkan mengoptimalkan performa SEO pada website yang mana juga memengaruhi faktor-faktor berikut ini.

Tahapan Menerapkan Conversion Rate Optimization (CRO) yang Efektif

Tahapan Menerapkan Conversion Rate Optimization (CRO) yang Efektif

Setelah Anda memahami teori-teori dasar di atas, kini saatnya untuk menerapkan strategi conversion rate optimization dengan mengikuti lima tahapan berikut ini.

1. Riset atau Penelitian (Research)

Pertama-tama, identifikasilah target pasar dan keseluruhan area yang perlu ditingkatkan melalui tahapan riset pasar atau market research.

Anda bisa melakukan analisis data kuantitatif (descriptive analytics) menggunakan tools analitik tertentu (misalnya, Google Analytics) untuk memahami bagaimana user persona, apa yang pengguna atau pelanggan lakukan, dan bagaimana fitur halaman website dapat membentuk perilaku pengguna. Umumnya, data yang dianalisis meliputi real-time data tracking, bounce rate, traffic website, demografi, feedback pengguna, net promoter score, dan lain-lain.

2. Hipotesis (Hypothesis)

Maksud dari tahapan kedua dalam strategi conversion rate optimization adalah membuat hipotesis berdasarkan data yang dikumpulkan dalam fase penelitian.

Pada intinya, hipotesis adalah penjelasan yang diajukan terkait penelitian di mana umumnya mencakup wawasan yang diperoleh dari data kuantitatif dan kualitatif (prescriptive analytics), sasaran pemasaran, metrik konversi atau elemen serupa yang perlu ditingkatkan, dan pemikiran di balik mengapa perubahan tertentu dapat menghasilkan efek yang diinginkan.

Oleh sebab itu, Anda perlu menyusun hipotesis yang mengacu pada tujuan bisnis dan menentukan langkah terbaik dalam strategi CRO melalui website.

3. Prioritas (Prioritization)

Pada tahap ini, Anda perlu menyusun poin-poin prioritas yang dapat membantu Anda melalui proses CRO tersebut. Utamanya, Anda bisa mulai dengan menemukan halaman website yang memiliki performa buruk. Lalu, pilihlah pula laman website yang memiliki traffic tertinggi. Baru setelah itu tentukan mana yang perlu dioptimalkan terlebih dahulu.

4. Pengujian (Testing)

Seperti namanya, tahapan ini mengharuskan Anda untuk menguji hasil pengoptimalan conversion rate pada website. Anda bisa melakukan pengujian dengan menggunakan teknik A/B testing, split testing, atau multivariate testing. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui seberapa signifikan optimasi yang dilakukan atau seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan pengujian.

Itulah beberapa informasi penting seputar conversion rate optimization yang perlu Anda ketahui. Supaya strategi CRO dapat bekerja dengan maksimal, Anda bisa memanfaatkan layanan digital marketing agency, seperti inMarketing, lho.

Bahkan, selain untuk CRO, Anda juga bisa memanfaatkan layanan kami untuk menerapkan strategi pemasaran pada bisnis Anda. Mulai dari inbound marketing, growth hack marketing, 360 digital marketing, dan data driven marketing. Dengan begitu, bisnis Anda akan mencapai kesuksesan terbaik.

Baca Juga:

inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.