Demand Forecasting: Pengertian, Metode, dan Tahapannya

8 Metode Demand Forecasting Dalam Mengelola Permintaan Pasar

Penerapan strategi forecasting dan perencanaan bisnis menjadi salah satu aktivitas yang penting dilakukan oleh setiap perusahaan dari niche industri apa pun untuk mencapai keberhasilan proses bisnis dan perkembangan bisnis. Secara teori, perusahaan perlu melakukan beberapa jenis forecasting, mulai dari marketing forecasting, sales forecasting, economy atau financial forecasting, technology forecasting, dan demand forecasting.

Sesuai namanya, demand forecasting merujuk pada segala upaya perusahaan dalam memprediksi atau memperkirakan jumlah permintaan pelanggan di segmen pasar bisnis (market segmentation). Dan strategi ini menjadi awal mula pengambilan keputusan perusahaan dalam menentukan perencanaan (demand planning) dan pengelolaan permintaan pasar (demand management).

Selama pelaksanaannya, Anda atau stakeholder perusahaan perlu melakukan serangkaian analisis data, baik secara deskriptif, prediktif, atau preskriptif. Lalu, apa saja tahapan yang perlu Anda lakukan dalam proses demand forecasting?

Pada artikel inMarketing ini, Anda akan memahami lebih dalam tentang demand forecasting. Mulai dari pengertian, manfaat, jenis, macam metode, dan pastinya tahapan atau langkah menerapkannya.

Apa Itu Demand Forecasting?

Apa Itu Demand Forecasting?

Mari kita mulai dengan membahas pengertiannya. Jadi, menurut situs Marketing91, peramalan permintaan atau demand forecasting adalah teknik atau proses yang memperkirakan permintaan konsumen terhadap produk atau layanan selama periode tertentu di masa mendatang.

Proses ini mengacu pada data masa lalu dan informasi lainnya yang berguna dalam perencanaan bisnis, khususnya untuk mengambil keputusan yang krusial bagi kelangsungan bisnis (business continuity). Misalnya, keputusan dalam menentukan lokasi pabrik, jumlah produk yang akan perusahaan produksi, strategi penetapan harga (pricing strategy), dan waktu kapan perusahaan harus menyimpan persediaan produk.

Baca Juga:

Selain itu, peramalan permintaan juga digunakan dalam analisis ekonomi dan memprediksi perilaku konsumen. Sehingga, tak jarang konsep ini dikaitkan dengan marketing dan sales forecasting yang mana perusahaan akan memperkirakan strategi pemasaran, pendapatan (revenue), dan sales growth di masa mendatang.

digital marketing agency

Manfaat Demand Forecasting

Seperti yang sudah disinggung di awal artikel, sebagai bagian dari proses peramalan kebutuhan pelanggan, demand forecasting menjadi elemen penting dari manajemen proses bisnis apa pun.

Sebab, dengan peramalan demand, pihak eksekutif perusahaan dapat membuat keputusan yang masuk akal tentang harga (pricing), dan mengetahui potensi pangsa pasar berdasarkan informasi yang akurat. Alhasil, perusahaan dapat memaksimalkan biaya operasional bisnis, manajemen rantai pasokan, kepuasan pelanggan, closing sales, dan keuntungan bisnis (profit).

Selain itu, adapun manfaat lain yang bisa perusahaan dapatkan dari penerapan demand forecasting adalah:

Jenis Demand Forecasting

Berdasarkan penjelasan manfaat di atas, demand forecasting terbagi ke dalam beberapa jenis yang spesifik menggolongkan teknik peramalan kebutuhan pelanggan berdasarkan faktor-faktor tertentu. Berikut ini penjelasannya.

Baca Juga:

1. Passive dan Active Demand Forecasting

Jenis Demand Forecasting

Jenis peramalan permintaan pertama yang akan kita bahas adalah peramalan permintaan aktif (active demand forecast) dan pasif (passive demand forecast).

Peramalan permintaan pasif adalah jenis demand forecasting yang mengandalkan data historis penjualan untuk memprediksi permintaan di masa depan. Jenis peramalan ini tidak memperhitungkan faktor eksternal apa pun yang dapat memengaruhi permintaan.

Selain itu, jenis ini adalah model yang paling cocok untuk bisnis yang berfokus pada stabilitas bisnis daripada pertumbuhan bisnis. Passive demand forecasting adalah pendekatan yang mengasumsikan bahwa penjualan tahun ini akan kurang lebih sama dengan penjualan tahun lalu.

Sedangkan peramalan permintaan aktif akan memperhitungkan faktor eksternal yang dapat memengaruhi permintaan. Umumnya, jenis forecasting ini menggunakan teknik seperti riset pasar (market research) dan survei untuk mengumpulkan data (data mining).

Dengan syarat bahwa perusahaan melakukan serangkaian analisis, seperti analisis marketing yang mencakup kampanye pemasaran. Lalu analisis pelanggan beserta perilakunya (sentiment analysis), analisis produk, analisis risiko, dan analisis pasar secara keseluruhan. Sehingga, pendekatan ini sering diterapkan oleh bisnis yang sedang mengalami fase pertumbuhan signifikan pada pasar tertentu (business life cycle).

2. Short-term dan Long-term Demand Forecasting

Selanjutnya, jenis peramalan permintaan kedua adalah peramalan yang mengacu pada periode waktu tertentu, short-term dan long-term demand forecast.

Short-term demand forecast atau peramalan permintaan jangka pendek adalah jenis peramalan permintaan yang memprediksi permintaan selama periode waktu yang singkat, umumnya dalam kurun waktu tiga bulan hingga 1 tahun.

Jenis peramalan ini digunakan untuk membuat keputusan tentang supply chain, produksi, dan jenis pemasaran. Khususnya pada perusahaan yang sedang mengembangkan (product development) dan merilis produk baru.

Berbeda halnya dengan long-term demand forecast yang memprediksi permintaan dalam jangka waktu yang lama, umumnya dalam kurun waktu satu sampai empat tahun. Jenis peramalan ini digunakan untuk membuat keputusan tentang peluang pengembangan perusahaan, product roadmap, dan potensi pasar.

3. Macro dan Micro Demand Forecasting

Terakhir, macro dan micro demand forecasting adalah dua jenis peramalan permintaan yang masing-masing memperhitungkan faktor ekonomi makro dan mikro dalam memprediksi permintaan konsumen.

Singkatnya, faktor ekonomi makro adalah faktor yang mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan, seperti suku bunga dan gross domestic product (GDP). Faktor ekonomi mikro adalah faktor yang mempengaruhi industri atau pasar tertentu, seperti kepercayaan konsumen (customer advocacy) dan biaya bisnis.

Tahapan Demand Forecasting

Apabila Anda sudah memahami penjelasan pada poin sebelumnya, maka Anda sudah siap untuk melaksanakan proses demand forecasting. Ikuti runtutan tahapan peramalan permintaan bisnis berikut ini.

  1. Kembangkan hipotesis atau teori tentang bagaimana aktivitas atau perilaku terjadinya permintaan konsumen atau pasar. Tahap ini melibatkan pengembangan model bagaimana permintaan bekerja (business model canvas).
  2. Berkaitan dengan tahap pertama, Anda perlu menentukan model dengan melibatkan pemilihan variabel. Di mana variabel tersebut akan Anda masukkan ke dalam model dan menentukan hubungan antara variabel tersebut.
  3. Kumpulkan dan petakan data pada variabel yang telah Anda pilih untuk tiap model peramalan (data mapping).
  4. Setelah itu, perkirakan parameter model dengan melibatkan penggunaan data yang Anda kumpulkan untuk memperkirakan nilai variabel dalam model.
  5. Lalu, periksa keakuratan model dengan menguji model peramalan terhadap data aktual untuk melihat seberapa akuratnya demand forecasting.
  6. Uji model yang ada terhadap data untuk melihat apakah hipotesis telah mendukung peramalan.
  7. Terakhir, Anda gunakan model yang telah diuji untuk memprediksi permintaan di masa depan.

Demikian penjelasan seputar demand forecasting yang perlu Anda pahami. Dalam penerapannya, teknik peramalan bisnis ini juga melibatkan strategi pemasaran terbaik, salah satunya adalah digital marketing.

Bagi Anda yang sedang berusaha mengembang strategi marketing untuk mencapai target bisnis, jangan ragu untuk memanfaatkan layanan inMarketing yang merupakan salah satu digital marketing agency terbaik di Indonesia.

Kami expert dalam perencanaan pemasaran digital dengan teknik inbound marketing, social media marketing, growth hack marketing, 360 digital marketing, dan data driven marketing. Bila tertarik, Anda bisa menghubungi customer support kami di sini.

Baca Juga:

inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.