Pentingnya Direct Manufacturing Dalam Industry 4.0 dan di Era Society 5.0

Pentingnya Direct Manufacturing Dalam Industry 4.0 dan di Era Society 5.0

Penerapan teori Society 5.0 yang pertama kali di gagas oleh negara Jepang telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan dan kebutuhan manusia, mulai dari segi sosial, ekonomi, teknologi dan informasi, pendidikan, dan bahkan bisnis manufaktur. Nah, dalam ranah manufaktur, Society 5.0 membuat proses bisnis perusahaan mulai bergantung pada banyak faktor, mulai dari tujuan perkembangan bisnis yang berkelanjutan (sustainable development goals) hingga transformasi digital. Sehingga, pada praktiknya, faktor-faktor yang ada telah memicu revolusi Industry 5.0 di mana perusahaan dari berbagai niche bisnis menggunakan proses manufaktur langsung nan cepat atau lebih di kenal dengan direct manufacturing.

Konsep proses dalam bidang manufaktur ini telah di kenal sejak era Industry 4.0 di mana para stakeholder bisnis mengkaitkan pengelolaan bisnis yang terintegrasi dengan teknologi otomatis. Dengan tujuan memudahkan proses produksi barang atau jasa yang menjawab kebutuhan dan permintaan pelanggan. Contohnya melalui penggunaan Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), data science, machine learning, dan pengolahan big data.

Dengan demikian, proses manufacturing ini cukup bermanfaat bagi perusahaan yang masih berupaya menumbuhkan pangsa pasar bisnisnya (market segmentation) dan perusahaan yang membutuhkan solusi terbaik untuk mengembangkan hingga mendistribusikan produk ke konsumennya (product strategy). Dan juga ini adalah cara yang bagus untuk mengurangi biaya operasional bisnis (business cost) dan cadangan sumber daya yang biasanya mengalir ke manufaktur tradisional.

Lantas, sebenarnya apa yang di maksud dengan direct manufacturing? Apa keseluruhan manfaat yang bisa perusahaan dapatkan dari proses manufaktur ini untuk tujuan dan target bisnis?

Temukan jawaban selengkapnya dengan membaca artikel eksklusif dari inMarketing berikut ini!

Apa Itu Direct Manufacturing?

Apa Itu Direct Manufacturing?

Menyadur dari situs About Mechanics, direct manufacturing adalah proses dalam manufaktur bisnis di mana perusahaan memproduksi seluruh bagian produk secara cepat dan fleksibel. Untuk memudahkan pemahaman Anda, biasanya direct manufacturing (DM) juga di kenal sebagai rapid manufacturing.

Baca Juga:

Selama perkembangan era Society 5.0 beberapa tahun ke belakang, prosedur manufaktur ini mulai eksis di kalangan perusahaan produsen barang berteknologi tinggi.

digital marketing agency

Sebab, DM membuat perusahaan dapat menciptakan produk padat dan tiga dimensi (3D) dengan menghabiskan lebih sedikit biaya dan waktu siklus produksi di bandingkan proses manufaktur konvensional karena menggunakan software otomatisasi dan teknologi modern. Hasilnya, pengiriman produk menjadi lebih efisien, murah, dan cepat.

Biaya selama proses DM harus di hitung sesuai dengan prinsip GAAP atau Generally Accepted Accounting Principles. Di mana biaya yang ada termasuk biaya produksi, bahan baku, tenaga kerja, ongkos angkut dan bea cukai, serta biaya overhead pabrik. Biaya-biaya tersebut dapat di atribusikan secara langsung ke keperluan pemeliharaan dan perbaikan peralatan, persediaan, biaya program stabilitas berkelanjutan, dan penyusutan aset modal bisnis.

Direct Manufacturing vs Additive Manufacturing

Di balik perannya yang begitu penting dalam kesuksesan manufaktur perusahaan, manufacturing langsung sering di kaitkan dengan additive manufacturing.

Sederhananya, additive manufacturing termasuk ke dalam proses manufacturing langsung itu sendiri di mana memanfaatkan teknologi 3D printing untuk membuat bagian 3D pada produk yang berbahan dasar logam atau plastik. Selain itu, proses additive manufacturing mengandalkan bantuan program Computer-Aided Design (CAD) untuk menambahkan bahan selapis demi selapis secara berurutan, lalu komputer akan mengontrol semua proses produksi untuk menciptakan produk akhir.

Additive manufacturing memungkinkan desainer serta insinyur produksi untuk menghasilkan desain produk yang sangat kompleks. Sehingga, jenis manufaktur ini sangat cocok di aplikasikan untuk berbagai jenis teknik produksi perusahaan. Sebab, additive manufacturing merupakan cara terbaik untuk membuat prototype produk dengan cepat dan efisien.

Direct Manufacturing vs Conventional Manufacturing

Sejauh ini, perbedaan terbesar antara manufacturing langsung dan conventional manufacturing atau proses manufaktur tradisional terletak pada aspek biaya dan waktu. Dalam banyak kasus, proses manufaktur tradisional menggunakan peralatan dan mesin yang sangat mahal dan membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan produk akhir.

Baca Juga:

Sehingga, conventional manufacturing sudah tidak efektif untuk perusahaan gunakan yang mana dapat menyebabkan kerugian bisnis. Khususnya pada bisnis yang ingin mengembangkan produk berkualitas terbaik (product-led growth) kepada pelanggan dalam kurung waktu yang singkat dan ingin meningkatkan daya saing bisnis agar lebih unggul dari para kompetitornya (competitive advantage).

Akan tetapi, perlu di catat bahwa kedua proses manufaktur ini dapat di gunakan secara bersamaan, dengan syarat tergantung pada kasus penggunaannya secara spesifik. Contohnya, manufacturing langsung lebih cocok di gunakan untuk pembuatan prototype, produksi batch kecil, dan suku cadang khusus. Sedangkan conventional manufacturing terkadang dapat menjadi pilihan yang sangat baik untuk produksi skala besar dan suku cadang bervolume tinggi.

Manfaat Direct Manufacturing

Walaupun konsep ini terdengar rumit, peran dan keberadaannya begitu penting bagi pertumbuhan bisnis. Adapun manfaat jenis manufacturing ini adalah sebagai berikut:

1. Proses Produksi yang Cepat dan Fleksibel

Banyak produk yang di produksi melalui DM tidak membutuhkan perkakas atau tools apa pun. Hal ini memungkinkan waktu produksi dan perubahan desain sesuai permintaan pelanggan yang jauh lebih cepat.

Misalnya, jika saat itu ada satu desain produk lebih populer daripada desain yang lain, perusahaan dapat mengganti inventaris secepat kilat untuk menawarkan lebih banyak pilihan desain populer. Selain itu, DM juga membuat proses eksplorasi konsep selama pembuatan prototype menjadi lebih mudah dan cepat.

2. Mengurangi atau Menghilangkan Desain yang Gagal

Pada dasarnya, proses desain akan bersifat sederhana dan berfokus pada tujuan tertentu daripada metode kreatif tradisional yang terbentuk melalui teknik manufaktur konvensional.

Manufacturing langsung terkenal menggunakan mesin beresolusi sangat tinggi untuk menghasilkan detail produk yang tepat. Prototype awal akan mendeteksi anomali dan cacat pada tahap awal, yang memungkinkan desain akan di sempurnakan sebelum memasuki proses produksi skala penuh. Hal ini membuat adanya kemungkinan perusahaan memiliki lebih sedikit kegagalan pada produk akhir bisnis.

Macam Metode Direct Manufacturing

Ada banyak jenis manufacturing langsung yang dapat Anda manfaatkan untuk meraih keuntungan bisnis sebanyak-banyaknya. Melansir dari FormLabs, macam-macam metode manufacturing langsung adalah:

1. CNC (Computer Numerical Control)

Computer Numerical Control atau CNC adalah istilah umum untuk semua jenis proses manufaktur subtraktif. Proses manufaktur dengan mesin CNC menggunakan teknologi terbaru untuk membantu bisnis dengan kebutuhan manufaktur mereka.

Mesin CNC melibatkan penggunaan alat yang memiliki semacam platform berputar dan perangkat pemotong. Di samping menerapkan penggunaan software otomatis dalam proses manufaktur akan memungkinkan terjadinya produksi suku cadang yang berkualitas tinggi.

Salah satu jenis mesin CNC yang populer adalah laser cutting yang menggunakan laser untuk memotong bahan keras dengan presisi sempurna. Water jet laser dan mesin penggilingan juga merupakan jenis mesin CNC yang populer. Metode ini adalah pilihan yang bagus untuk berbagai macam bahan yang menjadi bahan baku produk Anda. Misalnya logam, plastik, kayu, batu, kaca, campuran komposit, bahan akrilik, dan bahkan logam yang sangat keras.

2. 3D Printing

3D printing telah mengalami peningkatan popularitas dalam beberapa dekade terakhir akibat dari perkembangan teknologi yang memungkinkan 3D printing itu sendiri. Jenis manufacturing ini hampir secara eksklusif melibatkan bahan baku plastik. Namun, berbagai plastik yang berbeda dapat di gunakan, seperti ABS, PLA, dan sejumlah campuran termoplastik yang berbeda.

Beberapa jenis 3D printing yang paling umum di gunakan adalah:

  • Stereolithography (SLA).
  • Selective Laser Sintering (SLS).
  • Selective Laser Melting (SLM).
  • Fused Deposition Modeling (FDM).

Baca Juga:

inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.