Pernahkah Anda mendengar istilah due diligence atau uji tuntas dalam dunia bisnis dan investasi?
Pada dasarnya, istilah ini hampir serupa dengan proses analisis atau pengujian untuk memanajemen risiko investasi. Tujuan dari analisis ini adalah untuk membantu calon investor dalam proses pengambilan keputusan (decision making process) agar tidak salah langkah.
Secara sekilas, tentunya istilah ini hampir sama dengan proses audit. Namun, keduanya memiliki sejumlah perbedaan yang tidak bisa Anda abaikan. Apa saja?
Untuk lebih jelasnya, simak langsung penjelasannya melalui artikel inMarketing berikut ini!
Pengertian Due Diligence dan Jenisnya
Melansir dari Investopedia, uji tuntas atau due diligence adalah proses analisis, investigasi, atau audit yang bertujuan untuk meninjau sebuah informasi. Dalam dunia bisnis dan investasi sendiri, uji tuntas menjadi mekanisme untuk mengantisipasi risiko.
Dalam bidang finansial, uji tuntas ini berguna untuk memeriksa manajemen finansial dan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan atau pihak, sebelum terjadinya transaksi.
Due diligence sendiri terbagi atas beberapa jenis berdasarkan tujuannya. Antara lain:
1. Commercial
Jenis uji tuntas ini berfungsi untuk menganalisis potensi pertumbuhan bisnis. Misalnya market share, positioning, prospek bisnis, hingga peluang pengembangan pasar dan bisnis kedepannya.
Dalam jenis uji tuntas ini, biasanya investigator atau penguji akan menguji beberapa hal. Antara lain supply chain perusahaan, sales pipeline, R&D management, sumber daya manusia, manajemen mutu (TQM), hingga market analysis.
Biasanya investigator akan melakukan jenis uji tuntas yang satu ini sebelum berinvestasi pada sebuah perusahaan.
Baca Juga :
- Cara Membuat dan Contoh Fishbone Diagram untuk Minimalisir Risiko Bisnis
- Memahami 6 Faktor PESTLE Analysis untuk Manajemen Risiko Bisnis
2. Legal
Sesuai dengan namanya, jenis uji tuntas yang satu ini fokus untuk memeriksa komponen hukum dan administrasi sebuah perusahaan. Tujuannya adalah agar perusahaan tempat investor berinvestasi tidak menimbulkan permasalahan hukum di kemudian hari.
Biasanya, investor akan memastikan beberapa aspek penting di perusahaan terkait legalitas seperti kepemilikan aset bisnis, HAKI, proteksi data, dan lain sebagainya.
3. Financial
Ini merupakan jenis uji tuntas yang paling umum. Sesuai dengan namanya, jenis uji tuntas ini berfokus pada proses audit kondisi finansial perusahaan. Dalam praktiknya, investigator atau penguji akan memeriksa semua financial report dan menganalisis keuangan perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui risiko investasi dari segi kondisi keuangan.
4. Tax
Jenis uji tuntas ini berkaitan dengan perpajakan dan biasanya akan dilakukan secara terpisah dari uji tuntas finansial. Biasanya, investigator atau penguji akan memeriksa kepatuhan pajak perusahaan. Selain itu, investigator juga akan menganalisis beban pajak perusahaan kedepannya.
5. Environmental
Jenis uji tuntas yang satu ini berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial. Menurut Sum Up, jenis uji tuntas ini meliputi pemeriksaan pada riwayat emisi dan carbon footprint perusahaan, serta kesadaran perusahaan terhadap lingkungan bisnis dan sosial.
Umumnya, jeni uji tuntas environmental ini relevan bagi perusahaan industrial yang berpotensi menghasilkan dampak bagi lingkungan. Perusahaan yang menerapkan CSR, atau bergerak di bidang social entrepreneurship (bisnis berbasis sosial) biasanya akan sangat memerhatikan aspek yang satu ini.
Baca Juga :
- 6 Metode Sales Forecasting Terbaik Untuk Prediksi Profit Bisnis
- Fungsi dan Cara Hitung Internal Rate of Return (IRR) Dalam Investasi Bisnis
6. Operational
Jenis keenam adalah uji tuntas operasional. Biasanya, dalam melihat pertumbuhan dan perkembangan bisnis, melihat aspek finansial saja tidaklah cukup. Seorang calon investor juga harus melihat kegiatan operasional yang perusahaan lakukan untuk menganalisis risiko yang mungkin akan sulit terlihat hanya melalui audit keuangan.
Contoh uji tuntas operasional antara lain budaya kerja atau culture perusahaan, pengembangan SDM, kebijakan kompensasi dan asuransi karyawan, dan lain-lain.
Perbedaan Due Diligence dan Audit
Setelah mengetahui definisi dan jenisnya, lantas apa perbedaan uji tuntas ini dengan audit pada umumnya?
Sejatinya, keduanya memang saling bersinggungan. Kendati demikian, ada beberapa perbedaan utama antara keduanya. Antara lain:
- Tujuan : Audit cenderung lebih fokus pada proses pemeriksaan dan penyesuaian laporan keuangan perusahaan. Sedangkan uji tuntas lebih fokus untuk memberi tahu calon investor mengenai berbagai aspek yang menggambarkan kondisi perusahaan secara nyata sebelum mengambil keputusan investasi.
- Ruang lingkup : Ruang lingkup kedua prosedur analisis ini tentunya juga berbeda. Audit biasanya hanya mencakup pemeriksaan terkait kondisi finansial atau keuangan suatu perusahaan. Sedangkan uji tuntas tak hanya memeriksa masalah finansial saja, melainkan juga pada operasi bisnis atau proses bisnis lainnya berdasarkan jenisnya.
- Pihak yang terlibat : Berikutnya adalah pihak yang terlibat. Biasanya, audit dilaksanakan oleh akuntan profesional atau auditor. Sedangkan uji tuntas cenderung melibatkan organisasi yang lebih besar. Misalnya perusahaan investasi atau perusahaan konsultan.
- Biaya : Perbedaan terakhir terletak pada aspek biaya. Biasanya, biaya audit bersifat tetap. Sedangkan biaya uji tuntas bersifat lebih variatif tergantung pada ruang lingkup yang akan diinvestigasi.
Demikian adalah ulasan tentang due diligence serta perbedaannya dengan audit. Pada dasarnya, melakukan analisis atau pemeriksaan terhadap semua bagian dari proses bisnis adalah hal yang penting. Dengan demikian, Anda dapat terhindar dari risiko kerugian dalam menjalankan bisnis maupun berinvestasi.
Terlepas dari hal tersebut, Anda juga bisa menggunakan layanan digital marketing agency untuk membantu mengembangkan bisnis. Beberapa strategi bisnis yang bisa diimplementasikan adalah growth hack marketing, inbound marketing, 360 Digital Marketing, serta Data-driven marketing agar perusahaan semakin berkembang pesat.
Baca Juga :
- Manfaat Risk Appetite dan Aspek Penting Didalamnya
- Struktur dan Cara Membuat Business Case Untuk Pengambilan Keputusan Bisnis yang Efektif
inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.