Bagi Anda yang berkecimpung di dunia bisnis, tentunya istilah exit strategy bukan lagi menjadi hal yang asing. Meskipun kerap dihubungkan dengan konotasi negatif, namun sebenarnya strategi bisnis yang satu ini memegang peran penting untuk masa depan dan kelanjutan bisnis (business continuity)
Bukan hanya itu saja. Melansir dari The Balance Small Business, strategi ini juga dapat membantu Anda dalam membuat perencanaan bisnis (business plan) kedepannya. Dalam artian merencanakan bagaimana Anda akan meninggalkan sebuah bisnis.
Strategi ini menjadi sebuah jalan keluar bagi para pelaku bisnis, mengingat tidak ada orang yang bisa memimpin bisnis selamanya. Baik karena faktor eksternal maupun internal.
Melalui artikel berikut ini, kami akan mengajak Anda untuk lebih memahami tentang apa itu exit strategy dan apa manfaatnya untuk bisnis.
Daftar Isi :
Apa Itu Exit Strategy?
Mengutip dari Investopedia, exit strategy adalah sebuah rencana strategis untuk menjual kepemilikan bisnis ke investor atau perusahaan lain. Tujuan dari strategi ini adalah untuk membantu dalam melakukan likuidasi bisnis.
Ini merupakan strategi yang tepat untuk diterapkan apabila usaha Anda mengalami kegagalan atau risiko kerugian total (pure risk). Sebab, strategi ini bisa membantu meminimalisir kerugian yang akan Anda alami. Sebaliknya, apabila bisnis berjalan sukses, maka Anda bisa mendapatkan profit yang besar.
Sehingga, strategi ini dapat memengaruhi keputusan dalam proses pengembangan dan pertumbuhan bisnis. Maka dari itu, terkadang strategi ini juga merupakan bagian dari growth strategy.
Kendati demikian pilihan strategi ini juga sangat bergantung pada niche bisnis, enterprise value, dan seberapa besar skala perusahaan. Namun, yang jelas sebuah perencanaan bisnis yang baik akan memberikan efek positif pula pada kelangsungan bisnis kedepannya.
Baca Juga :
- Pentingnya Enterprise Risk Management Dalam Mencegah Kerugian Bisnis
- Manfaat Risk Appetite dan Aspek Penting Didalamnya
Jenis-Jenis Exit Strategy
Strategi ini terdiri dari beberapa jenis dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga, Anda perlu memilih strategi yang paling tepat untuk bisnis. Melansir dari Ansarada, berikut adalah jenis-jenis exit strategy yang perlu Anda ketahui :
1. M&A (Merger and Acquisition)
Jenis yang pertama adalah M&A (merger and acquisition) adalah strategi di mana Anda menjual bisnis secara keseluruhan pada investor atau perusahaan lain.
Kelebihan dari strategi merger dan akuisisi ini adalah sebagai berikut:
- Memungkinkan Anda untuk mengontrol negosiasi harga dan membuat persyaratan sendiri
- Peluang untuk meningkatkan harga lebih tinggi. Terutama apabila mendapatkan banyak penawaran dari kompetitor atau perusahaan lainnya
Sementara itu, kelemahan strategi ini M&A antara lain :
- Cenderung memakan waktu yang lama
- Peluang kegagalan menjual bisnis cukup besar
2. Menjual Saham ke Investor
Jenis exit strategy berikutnya adalah menjual saham ke investor. Kelebihan dari strategi ini antara lain :
- Investor yang membeli saham umumnya sudah memiliki ketertarikan terhadap bisnis. Sehingga investor berkomitmen untuk mencapai kesuksesan bisnis dan meningkatkan growth rate
- Perusahaan tetap beroperasi sebagaimana biasanya, hanya mengalami perubahan kepemilikan
Kekurangan strategi ini antara lain :
- Mencari investor biasanya cukup sulit
- Apabila menjual pada investor yang merupakan orang terdekat, maka kemungkinan Anda bisa mengurangi harga saham
3. Penerus Keluarga
Jenis yang ketiga adalah suksesor keluarga. Apabila Anda memilih opsi exit strategy yang satu ini, maka pastikan bahwa orang yang menggantikan Anda memiliki kualifikasi dan kualitas untuk dapat melanjutkan bisnis.
Kelebihan dari strategi ini antara lain:
- Suksesor biasanya telah memiliki pengetahuan dan pemahaman baik terhadap bisnis
- Bisa menyiapkan penerus sejak dini untuk transisi kepemimpinan di masa depan
- Tetap dapat berhubungan dekat dengan bisnis meski telah mewariskannya
Sementara itu, kelemahan dari strategi ini adalah:
- Belum tentu ada keluarga yang memiliki ketertarikan serta kemampuan dalam melanjutkan bisnis
- Rawan terjadi konflik dalam keluarga
4. Acquihires
Strategi ini adalah kondisi di mana perusahaan lain membeli bisnis dengan tujuan untuk mendapatkan talenta karyawan. Jenis strategi seperti ini sangat menguntungkan bagi karyawan dengan kemampuan yang baik karena akan terus dipekerjakan.
Kelebihan dari strategi ini antara lain.
- Masa depan karyawan terjamin meskipun bisnis telah berpindah tangan
- Anda memiliki kekuatan dan bargaining power yang lebih kuat dalam proses penjualan dan negosiasi bisnis
Di sisi lain, kelemahan dari strategi ini adalah:
- Prosesnya cenderung memakan waktu yang lama
- Jarang ada perusahaan yang tertarik untuk melakukan acquihires
Baca Juga :
- Penyebab dan Strategi Mengurangi Employee Turnover
- Business Process Modelling : Definisi, Komponen, Manfaat, Contoh Penerapannya
5. MBO (Management and Employee Buyouts)
Jenis exit strategy yang satu ini membuat setiap karyawan bertransisi pada peran yang lebih senior. Nantinya, bagian manajemen perusahaan akan berisi orang-orang yang familiar dengan bisnis dan memiliki kemampuan untuk menjalankannya.
Kelebihan dari strategi ini antara lain :
- Proses handover yang cenderung lebih cepat dan mudah
- Bisa mempercayakan bisnis karena dioperasikan oleh orang yang berpengalaman
- Employee retention tinggi
Kelemahan strategi ini antara lain :
- Adanya perubahan manajemen bisa mengakibatkan dampak negatif
- Belum tentu ada karyawan yang ingin ditransisikan
6. IPO (Initial Public Offering)
Initial public offering (IPO) merupakan jenis strategi di mana Anda akan menjual saham ke shareholder dengan cara membuat bisnis go public. Biasanya, para pebisnis akan melantaikan bisnisnya di bursa saham.
Kelebihan dari strategi ini adalah potensi untuk mendapatkan banyak keuntungan. Kendati demikian, di sisi lain, Anda juga bisa kehilangan kendali penuh terhadap bisnis. Belum lagi perusahaan akan mendapatkan pengawasan ketat dari badan hukum, publik, pemegang saham, hingga lingkungan bisnis secara keseluruhan.
7. Likuidasi
Merupakan pilihan strategi yang paling umum apabila bisnis gagal. Likuidasi berarti Anda menutup bisnis dan menjual seluruh business asset di dalamnya. Selain itu, uang yang Anda dapatkan juga harus digunakan untuk membayar utang dan shareholder.
Kelebihan dari strategi ini antara lain:
- Cenderung lebih mudah dan cepat ketimbang jenis exit strategy lainnya
Sedangkan, kelemahan strategi ini antara lain :
- Anda belum tentu mendapatkan nilai likuidasi yang tinggi
- Strategi ini akan memutus hubungan Anda dengan karyawan, konsumen, dan mitra bisnis
8. Bangkrut
Merupakan jenis exit strategy yang sebisa mungkin harus Anda hindari. Sebab, hal ini akan menyebabkan seluruh aset yang Anda miliki disita. Bahkan, Anda pun akan kesulitan untuk mengajukan kredit demi kepentingan bisnis di masa depan.
Itulah ulasan mengenai exit strategy beserta jenis-jenisnya. Selain menerapkan strategi yang tepat, Anda juga bisa menggunakan layanan digital marketing agency untuk mengembangkan bisnis Anda.
Beberapa strategi marketing yang bisa diimplementasikan adalah growth hack marketing, inbound marketing, 360 Digital Marketing, serta Data-driven marketing agar perusahaan semakin tumbuh besar.
Baca Juga :