3 Tahapan Fraud Triangle untuk Analisis Kecurangan dalam Keuangan Bisnis

fraud-triangle

Dalam dunia bisnis, fraud triangle menjadi salah satu hal yang amat penting. Sesuai dengan namanya, istilah ini merujuk pada kecurangan yang bisa terjadi kapan saja di bisnis Anda, termasuk dalam laporan keuangan perusahaan. Sehingga, Anda perlu memahaminya guna mencegah terjadinya risiko tersebut.

Sebab pada dasarnya, segala bentuk kecurangan bisa menjadi sumber atau akar dari permasalahan bisnis, yang akan merugikan Anda di kemudian hari apabila tidak dicegah sejak dini. Oleh sebab itu, Anda perlu menganalisis akar masalah sejak dini dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecurangan dengan menggunakan teori fraud triangle.

Untuk mengetahui apa itu fraud triangle lebih dalam, simak pembahasannya melalui artikel berikut ini!

Apa Itu Fraud Triangle?

Melansir dari Corporate Finance Institute, segitiga kecurangan atau fraud triangle adalah framework atau model yang digunakan dalam audit dengan tujuan untuk mengetahui penyebab atau kemungkinan terjadinya kecurangan dalam bisnis.

Umumnya, kecurangan tersebut berhubungan dengan laporan keuangan. Terutama untuk perusahaan dengan skala bisnis menengah atau besar, yang memiliki banyak tenaga kerja. Inilah sebabnya, segitiga fraud akan membantu Anda untuk mengukur potensi kecurangan tersebut.

Donald R. Cressey adalah orang yang pertama kali mengemukakan istilah fraud triangle ini. Istilah segitiga kecurangan digunakan karena dalam teorinya terdapat tiga tahapan yang memengaruhi seseorang untuk berbuat curang. Yaitu tekanan (pressure), peluang (opportunity), dan pembenaran (rasionalisasi).

Agar lebih jelas, simak penjelasan dari masing-masing tahapan  segitiga kecurangan di bawah ini!

Tahapan Fraud Triangle (Segitiga Kecurangan)

Seperti pemaparan sebelumnya, terdapat tiga tahap dalam segitiga kecurangan yang harus Anda analisis untuk memanajemen terjadinya kecurangan dalam bisnis. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

digital marketing agency

1. Tekanan atau Pressure

Tahap pertama segitiga kecurangan adalah adanya tekanan atau pressure. Umumnya, tekanan ini menjadi alasan atau motivasi seseorang untuk melakukan kecurangan. Sebab, seseorang akan terdorong untuk berbuat curang saat ia berada dalam tekanan.

Contohnya adalah ketika mengalami masalah keuangan seperti terlilit hutang, maupun masalah finansial lainnya. Penyebab lainnya misalnya karena tekanan gaya hidup di masyarakat yang mendorong seseorang untuk berbuat curang. Misalnya mengkorupsi biaya operasional bisnis (operating expense) dan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi.

Tak hanya soal keuangan, seseorang juga bisa melakukan kecurangan akibat tekanan target pekerjaan, atau budaya kerja yang tidak sesuai dengannya. Misalnya, seseorang bisa memanipulasi data perusahaan, dan perbuatan curang lainnya.

Baca Juga :

2. Peluang atau Opportunity

Tahap berikutnya adalah peluang atau opportunity. Mengutip dari Accounting Tools, setelah tekanan atau keinginan berbuat curang muncul, seseorang akan mencoba mencari peluang atau kesempatan untuk merealisasikannya.

Peluang untuk melakukan kecurangan tersebut biasanya disebabkan oleh banyak faktor. Antara lain situasi kerja dan lingkungan bisnis yang kurang kondusif, SOP dan business model plan yang tidak sesuai, lemahnya kontrol dari perusahaan, dan lain sebagainya.

Contohnya adalah seorang staf memanipulasi laporan keuangan perusahaan sebelum proses audit atau due diligence ketika tidak diawasi dengan baik. Jika staf tersebut berhasil memanfaatkan peluang untuk berbuat curang, maka bukan hal yang mustahil apabila ia mengulanginya lagi di kemudian hari.

3. Pembenaran atau Rasionalisasi

Tahap ketiga adalah pembenaran atau rasionalisasi. Saat melakukan kecurangan, seseorang akan percaya bahwa apa yang dia lakukan adalah hal yang benar. Ia pun yakin bahwa tindakan yang dilakukannya jauh lebih penting ketimbang tingkat risiko yang mungkin akan terjadi nantinya.

Misalnya seorang staf yang menggelapkan dana perusahaan untuk membayar hutang pribadinya. Ia percaya bahwa apa yang dilakukannya adalah hal benar, sebab ia akan mengganti dana tersebut di kemudian hari.

Jenis-Jenis Fraud Triangle

Selain tahapan, Anda juga perlu mengetahui apa saja jenis-jenis segitiga kecurangan. Dengan mengetahuinya, maka Anda bisa lebih berhati-hati dalam melakukan pengawasan dan menempatkan karyawan.

Jenis-jenis fraud triangle dalam bisnis antara lain :

  • Penyalahgunaan aset bisnis perusahaan. Contohnya adalah seorang staf yang menggunakan mobil perusahaan untuk kepentingan pribadi diluar kepentingan perusahaan.
  • Pencurian data perusahaan. Contohnya seorang staf mencuri data perusahaan dan menjualnya kepada perusahaan pesaing atau kompetitor untuk kepentingan pribadi. Misalnya seorang staf menjual data konsumen, rencana pengembangan produk, data strategi bisnis, dan lain sebagainya.
  • Mark up biaya operasional perusahaan. Contohnya adalah menaikkan biaya-biaya dalam anggaran proses bisnis tertentu. Seperti biaya pemasaran untuk marketing campaign, biaya produksi, biaya distribusi, dan lain sebagainya.
  • Memalsukan laporan keuangan. Contohnya adalah memalsukan laporan arus kas (cash flow) pada periode tertentu agar bisa melakukan tindakan korupsi.

Baca Juga :

Cara Mengatasi Fraud (Kecurangan) dalam Bisnis

Setelah memahami tahapan dan jenisnya, perusahaan pun harus mengetahui cara untuk mengatasi adanya kecurangan dalam bisnis. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda terapkan :

  • Meningkatkan pengawasan internal. Perlu Anda pahami bahwa sejumlah bidang pekerjaan memang rentan mengalami kecurangan. Misalnya keuangan. Maka dari itu, Anda harus meningkatkan pengawasan. Contohnya adalah memperketat jadwal audit dan evaluasi bisnis, menggunakan tools untuk melaporkan kondisi finansial perusahaan secara real time, dan lain sebagainya.
  • Ciptakan lingkungan kerja yang nyaman. Anda harus menyadari bahwa lingkungan kerja yang kurang nyaman terkadang membuat pegawai tidak merasa memiliki tanggung jawab atau terlibat dalam memajukan bisnis. Maka dari itu, usahakan untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi semua pegawai. Mulai dari perencanaan SDM yang tepat, melakukan onboarding, melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan employee activation dan engagement, hingga memberikan reward bagi pegawai yang kinerjanya bagus.
  • Menanamkan kode etik yang kuat. Semua perusahaan tentu memiliki peraturan atau kode etik tertentu. Pastikan Anda menanamkannya kepada seluruh karyawan dengan ketat, agar tercipta kedisiplinan dan menghindari terjadinya kecurangan.
  • Melindungi data perusahaan. Anda juga harus melindungi data perusahaan dari kecurangan atau manipulasi. Misalnya, Anda bisa menggunakan sistem database terpusat yang hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu saja.

Itulah penjelasan tentang fraud triangle beserta tahapan, jenis, dan cara menghindarinya. Perlu Anda perhatikan bahwa pada dasarnya, kecurangan dalam bisnis bisa terjadi kapan saja. Sehingga untuk memanajemen terjadinya risiko kerugian akibat kecurangan tersebut, maka Anda harus mengantisipasinya sejak dini.

Selain menganalisis kecurangan bisnis, Anda juga bisa menggunakan layanan digital marketing agency untuk membantu pertumbuhan bisnis. Beberapa strategi yang bisa diimplementasikan adalah growth hack marketing, inbound marketing, 360 Digital Marketing, serta Data-driven marketing agar perusahaan semakin berkembang pesat.

Baca Juga :

inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.