Kenali Jenis Biaya Pemasaran dan Cara Mengaturnya Secara Efisien

jenis biaya pemasaran

Selain merencanakan strategi marketing campaign, mengalokasikan biaya pemasaran merupakan elemen terpenting sebelum memulai market operations. Namun sebelum mengalokasikan budget untuk marketing, Anda perlu memahami apa saja jenis biaya pemasaran itu sendiri agar lebih mudah dalam mengaturnya.

Melalui artikel inMarketing berikut ini, simak ulasan tentang jenis-jenis biaya marketing dan bagaimana cara mengaturnya secara efisien.

Jenis Biaya Pemasaran

Pada dasarnya, jenis budget marketing terbagi menjadi dua berdasarkan tipenya. Yakni biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Sama halnya dengan business cost, kedua jenis pembiayaan ini memiliki karakteristik yang berbeda. Keduanya pun memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam penerapannya.

Berikut adalah penjelasan selengkapnya:

1. Biaya Pemasaran Tetap (Fixed Cost)

Sesuai dengan namanya, ini merupakan marketing cost yang bersifat tetap dan digunakan dalam kegiatan marketing saja. Sehingga, biaya ini akan berpusat pada kelangsungan kegiatan marketing.

Contohnya adalah biaya untuk melakukan marketing campaign atau kampanye pemasaran (digital marketing maupun tradisional marketing), biaya iklan atau advertising campaign, biaya promosi di berbagai saluran pemasaran dan media, serta biaya distribusi.

2. Biaya Pemasaran Variabel (Variable Cost)

Di sisi lain, variabel cost adalah biaya yang bersifat fluktuatif atau selalu berubah-ubah sesuai dengan keadaan. Sehingga, biaya marketing ini tidak dapat perusahaan prediksi, namun tetap bisa direncanakan.

Basanya, biaya ini memiliki kaitan erat dengan lingkungan bisnis. Contohnya adalah pajak sewa billboard yang meningkat, komisi atau bonus untuk tim sales dan tim marketing yang berhasil mencapai target, atau biaya tambahan lain yang berkenaan dengan kegiatan promosi dan marketing.

digital marketing agency

Baca Juga :

Cara Mengatur Biaya Pemasaran Secara Efektif

cara mengatur biaya pemasaran

Perlu Anda pahami bahwa sebenarnya tidak ada aturan baku terkait seberapa besar biaya pemasaran yang ideal bagi suatu bisnis. Sebab, hal ini tergantung pada kebutuhan masing-masing niche bisnis hingga skala perusahaan.

Karena umumnya, perusahaan besar tentunya akan menggelontorkan biaya marketing yang lebih besar dan masif ketimbang startup atau usaha kecil seperti UMKM. Sebab, biasanya target bisnis akan mengikuti seberapa besar ukuran perusahaan. Semakin besar perusahaan tersebut, maka sudah tentu business cost yang mereka keluarkan turut meningkat pula.

Kendati demikian, ada beberapa cara umum yang biasa perusahaan terapkan untuk mengatur cost management atau perencanaan biaya agar proses bisnis menjadi efisien. Tak terkecuali dalam proses marketing. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda terapkan:

1. Perhatikan Kondisi dan Kebutuhan Bisnis

Seperti yang telah kita bahas di atas, kondisi dan kebutuhan bisnis setiap perusahaan berbeda-beda. Maka dari itu, kenali kondisi serta kebutuhan bisnis Anda saat ini.

Kondisi bisnis ini mencakup banyak hal. Misalnya kondisi keuangan perusahaan, kondisi pasar, posisi bisnis di pasar (market positioning), tren di industri, dan lain sebagainya. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, Anda bisa menetapkan strategi bisnis yang tepat kedepannya. Termasuk merencanakan biaya untuk mendukung proses marketing.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan startup yang baru saja berdiri ingin berfokus pada brand presence dan meningkatkan kesadaran merek pada publik. Maka dari itu, perusahaan tersebut harus memprioritaskan biaya untuk proses brand awareness.

Kemudian perhatikan kondisi keuangan perusahaan. Apabila kegiatan marketing tradisional seperti memasang iklan di televisi dan baliho terlalu memakan banyak dana, maka perusahaan bisa mencoba untuk mengoptimalkan social media marketing yang lebih ramah budget. Misalnya dengan membuat konten marketing yang menarik di media sosial untuk meningkatkan engagement rate, membuat artikel yang ramah SEO di website perusahaan, dan lain sebagainya.

2. Tentukan Target Marketing

Setelah mengetahui prioritas dan kondisi bisnis, maka kini saatnya menentukan target atau goals yang ingin Anda raih dalam kegiatan marketing. Dengan begitu, proses marketing akan menjadi lebih terpusat dan pengalokasian dana pun menjadi lebih mudah.

Beberapa target bisnis tersebut misalnya meningkatkan brand awareness, lead generation dan lead management, brand loyalty dan customer loyalty, peningkatan traffic website, peningkatan angka konversi lead (lead conversion) pada conversion funnel, fokus pada pembangunan community management, peningkatan penjualan (sales growth) dan repeat purchase, atau lain sebagainya.

Selain menentukan target, tentukan pula metrik performa yang harus Anda gunakan untuk mengukur tingkat kesuksesan kegiatan marketing. Beberapa business metrics tersebut misalnya angka konversi dan customer base yang meningkat, peningkatan angka retensi pelanggan, engagement rate yang meningkat, penambahan jumlah followers, dan lain sebagainya.

3. Tentukan Strategi Marketing

Berikutnya adalah menentukan strategi marketing yang Anda gunakan. Setelah menetapkan target, kini Anda pun harus merumuskan apa saja yang harus perusahaan lakukan untuk bisa mencapai target tersebut.

Misalnya jika target Anda adalah meningkatkan lead conversion. Maka Anda bisa fokus pada proses prospecting dan lead nurturing. Caranya adalah dengan menjalin hubungan baik atau relationship dengan pelanggan untuk selalu menjangkau mereka, memberikan penawaran menarik melalui email marketing maupun saluran pemasaran lainnya, memberikan informasi dan product knowledge yang calon pelanggan perlukan, dan lain sebagainya.

Sebagai catatan, ingatlah bahwa strategi marketing yang Anda gunakan ini akan sangat menentukan budget pemasaran kedepannya. Maka dari itu, pilihlah strategi marketing yang paling efektif agar biaya yang Anda keluarkan pun menjadi efisien dan tepat sasaran.

Baca Juga :

4. Rinci Kebutuhan Biaya Pemasaran

rinci biaya pemasaran

Apabila Anda sudah melakukan tahapan-tahapan sebelumnya, maka kini saatnya merinci kebutuhan biaya. Sebab Anda sudah mengetahui gambaran besar tentang berapa total budget yang Anda dibutuhkan.

Misalnya untuk meningkatkan brand awareness, maka Anda perlu mengeluarkan biaya untuk memasang iklan. Contohnya iklan tradisional di baliho, televisi, radio, atau mencetaknya di brosur dan membagikannya. Anda juga bisa memasang iklan secara digital pada search engine (misalnya Google Ads), atau pada media sosial (seperti Instagram Ads, Facebook Ads, dan Twitter Ads) untuk meningkatkan visibilitas dan presence.

Namun, ingat untuk tetap menyesuaikan budget dengan kemampuan finansial perusahaan. Apabila perusahaan memiliki dana terbatas, maka hilangkan elemen yang sekiranya tidak mendesak.

5. Waspada Biaya Tambahan

Incremental cost atau biaya tambahan memang menjadi salah satu hal yang harus perusahaan siapkan. Penambahan biaya ini termasuk dalam variable cost, yang artinya bersifat fluktuatif dan berada di luar prediksi perusahaan. Kendati begitu, upayakan untuk mengefisiensinya.

Dalam banyak kasus, biaya tak terduga dapat memaksa marketer membayar lebih dari budget yang tidak mereka rencanakan. Misalnya dalam proses pemasaran produk yang bisa saja memakan banyak biaya tambahan untuk riset, dan lain sebagainya.

6. Ukur ROI

Langkah berikutnya adalah pastikan bahwa Anda mengukur return on investment (ROI) atau tingkat pengembalian. Karena pada dasarnya, mengalokasikan biaya untuk proses marketing termasuk salah satu bentuk investasi. Maka dari itu, Anda harus mengukur tingkat keuntungan atau laba yang Anda dapatkan dari investasi tersebut.

Apabila biaya yang Anda keluarkan bisa memberikan lebih banyak keuntungan, maka Anda bisa meningkatkan anggaran di tahun berikutnya. Sebaliknya apabila Anda justru menuai kerugian, maka atur kembali manajemen perencanaan biaya pemasaran yang Anda gunakan.

Baca Juga :

inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.