Kesuksesan proses bisnis bisa ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah perencanaan (business plan) dan implementasi strategi bisnis (business process management) dalam memproduksi hingga memasarkan produk. Bagi perusahaan manufaktur dan engineering, faktor tersebut bisa tercapai dengan menerapkan Lean Manufacturing ke dalam strategi produknya.
Lean Manufacturing berguna dalam mengurangi pemborosan daya guna produk yang mana bisa terjadi saat perusahaan tidak mampu menciptakan proses produksi yang memberikan manfaat atau nilai tambah produk (product value) kepada pengguna akhir. Kondisi pemborosan tersebut mengakibatkan terbuangnya atau tidak terpakainya sumber daya dan aset bisnis sehingga perusahaan tidak memperoleh daya saing bisnis dan profitabilitas yang maksimal.
Dengan demikian, metode ini membuat perusahaan di niche bisnis tertentu tidak hanya akan melihat jumlah dan posisi produk yang berhasil terjual di segmen pasar bisnis (market segmentation). Melainkan dengan mengidentifikasi keadaan dan tanggung jawab perusahaan (corporate social responsibility) dalam penggunaan sumber daya serta waktu dan biaya operasional yang dihabiskan selama pembuatan produk (product development).
Ketahui informasi selengkapnya seputar Lean Manufacturing yang perlu Anda ketahui dan pahami dengan membaca artikel inMarketing di bawah ini.
Apa Itu Lean Manufacturing?
Mengutip dari situs TechTarget, Lean Manufacturing adalah metode yang berfokus pada meminimalkan waste atau pemborosan dalam waktu produksi, siklus pengembangan produk (SDLC), biaya operasional, dan sistem manufaktur serta memaksimalkan produktivitas kualitas produk (product-led growth).
Waste sendiri adalah suatu faktor yang tidak dapat menambah nilai dan daya jual produk bagi pelanggan (customer value). Menurut beberapa sumber, seperti Project Manager, waste bisa berupa:
- Penggunaan transportasi dan saluran distribusi yang tidak perlu.
- Kelebihan jumlah persediaan di gudang (warehouse management).
- Operasional SDM, peralatan, atau mesin yang tidak perlu.
- Kelebihan proses produksi suatu produk.
- Menghabiskan lebih banyak waktu untuk memproduksi suatu produk daripada jumlah produk yang dibutuhkan pelanggan. Misalnya, perusahaan membuat desain fitur tambahan dengan mesin berteknologi tinggi.
- Produk yang memiliki kecacatan atau defect di mana perusahaan membutuhkan usaha dan biaya tambahan untuk perbaikan.
Baca Juga:
- Lean Startup Untuk Pengembangan Bisnis
- Elemen Total Quality Management (TQM) dan Keuntungannya untuk Bisnis
Kemunculan konsep Lean Manufacturing erat kaitannya dengan satu model operasional perusahaan mobil ternama dari Jepang, Toyota, yang mana dikenal dengan nama The Toyota Way atau Toyota Production System (TPS) pada tahun 1950-an hingga 1960-an.
Selama itu, konsep Lean Manufacturing yang juga mengadopsi pendekatan konsep manufaktur lainnya, yaitu Just-in-time (JIT manufacture) berguna dalam mencocokkan proses produksi dengan permintaan yang ada (demand management).
Dengan kata lain, perusahaan hanya akan memasok barang yang telah dipesan dan berfokus pada efisiensi, produktivitas (dengan komitmen untuk perbaikan bisnis secara terus-menerus atau business continuity) dan pengurangan waste bagi produsen dan supplier barang.
Meskipun berguna dalam pengelolaan supply chain dan perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning), metode ini juga melibatkan proses strategi pemasaran tertentu dan layanan pelanggan pada perusahaan.
Prinsip Lean Manufacturing
Berdasarkan penjelasan definisinya di atas, dapat terlihat bahwa Lean Manufacturing terdiri dari beberapa prinsip dasar utama, yakni:
1. Mengidentifikasi Nilai atau Manfaat (Value)
Maksud dari value pada Lean Manufacturing adalah nilai atau manfaat bisnis yang perusahaan tentukan dari perspektif pelanggan dan berhubungan dengan seberapa banyak pelanggan bersedia membayar atau membeli produk dan layanan tertentu (customer decision making). Itulah mengapa perusahaan perlu memperhatikan segala faktor selama menetapkan harga dan memetakan customer lifecycle selama proses bisnis (process business mapping).
Prinsip nilai ini kemudian produsen atau penyedia layanan manfaatkan untuk berusaha menghilangkan waste dan biaya bisnis berlebih untuk memenuhi harga pasar yang optimal bagi pelanggan di samping juga memaksimalkan keuntungan bisnis.
2. Pemetaan Aliran Nilai (Value Stream Mapping)
Prinsip selanjutnya adalah value stream mapping. Prinsip ini melibatkan analisis bisnis, khususnya pada bahan dan sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan produk atau layanan terbaik bagi target pasar dengan tujuan mengidentifikasi waste dan perbaikan.
Value stream mencakup seluruh siklus hidup suatu produk, mulai dari bahan mentah hingga pembuangan. Setiap tahap siklus produksi bisnis ini perlu perusahaan periksa untuk mencegah atau bahkan menghilangkan waste dan segala sesuatu yang tidak menambah nilai pada produk.
Baca Juga:
- Mengenal Lean Canvas dan Bedanya Dengan Business Model Canvas
- Project Management (Manajemen Proyek): Definisi, Tahapan, dan Pendekatan Terbaiknya
3. Menciptakan Alur (Flow)
Melalui penciptaan aliran atau flow, perusahaan akan menghilangkan hambatan fungsional untuk meningkatkan lead time. Sehingga segenap stakeholder perusahaan dapat memastikan bahwa proses bisnis mengalir dengan lancar, mulai dari saat menerima pesanan hingga pengiriman. Serta dapat mencegah pemborosan lain seminimal mungkin.
4. Membangun Pull System
Prinsip pull system mengartikan bahwa perusahaan manufaktur akan memulai pekerjaannya ketika ada permintaan dari target pasar sebagai prospek atau pelanggan potensial. Serta bergantung pada fleksibilitas, komunikasi, dan proses yang efisien.
Pull system melibatkan tim yang hanya pindah ke tugas baru karena langkah sebelumnya telah selesai. Sehingga hal ini akan memungkinkan tim untuk beradaptasi dengan tantangan yang muncul dengan pengetahuan bahwa pekerjaan sebelumnya sebagian besar masih berlaku untuk proses pengiriman produk atau layanan.
Perlu Anda ketahui bahwa prinsip pull system adalah kebalikan dari push system yang mana berguna dalam sistem perencanaan sumber daya manufaktur (manufacturing resource planning). Dengan kata lain, push system akan menentukan persediaan terlebih dahulu dengan sekumpulan produksi untuk memenuhi perkiraan penjualan atau produksi bisnis (business forecast).
5. Kesempunaan (Perfection/Kaizen)
Prinsip Lean Manufacturing terakhir adalah perfection (kesempurnaan) yang juga dikenal dengan Kaizen. Dengan prinsip ini, perusahaan yang menerapkan Lean Manufacturing akan membutuhkan penilaian dan peningkatan proses serta prosedur yang berkelanjutan (sustainability management) untuk menghilangkan waste secara komprehensif supaya perusahaan dapat menemukan sistem yang sempurna untuk aliran nilai.
Untuk membuat perubahan yang bermakna dan bertahan lama, gagasan perbaikan terus-menerus harus terintegrasi melalui budaya organisasi dan memerlukan pengukuran metrik bisnis seperti lead time, siklus produksi, keluaran, dan aliran kumulatif.
Kelebihan atau Manfaat Lean Manufacturing
Itulah penjelasan dasar yang perlu Anda ketahui tentang Lean Manufacturing. Nah, sebagai penutup pembahasan artikel ini, pahamilah bahwa penerapan Lean Manufacturing memiliki manfaat atau peran penting yang akan memengaruhi kerja perusahaan. Berikut ini rincian penjelasannya yang perlu Anda ketahui.
- Menghemat atau mengurangi biaya operasional dan lead time yang harus perusahaan keluarkan dalam setiap proses produksi.
- Metode dalam manufacturing yang ramah lingkungan. Dengan kata lain, perusahaan dapat memanfaatkan betul sumber daya yang ada serta menghilangkan proses yang tidak perlu. Sehingga perusahaan dapat menghemat biaya energi dan penggunaan bahan bakar.
- Efektif meningkatkan kualitas produk atau layanan yang perusahaan tawarkan kepada target pelanggan.
- Perusahaan dapat meningkatan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) melalui upaya peningkatan pengiriman produk atau layanan dengan biaya yang terbaik. Sehingga, memungkinkan banyak pelanggan yang senang dan puas terhadap brand untuk kembali (customer retention) atau merekomendasikan produk atau layanan bisnis kepada orang lain (word of mouth). Hal ini juga sangat penting untuk memastikan kesuksesan pertumbuhan (business growth) dan perkembangan bisnis.
Baca Juga:
- Lean Six Sigma untuk Tingkatkan Daya Kompetitif dan Performa Perusahaan
- 8 Prinsip Total Quality Management (TQM) untuk Tingkatkan Manajemen Mutu Perusahaan
inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.