Alokasi business cost atau biaya bisnis menjadi bagian penting dalam perusahaan. Jika tidak dapat menganggarkan dan mengelolanya dengan baik, maka bukan hal yang mustahil apabila perusahaan akan menanggung risiko. Alih-alih mendulang keuntungan atau profit, bisa-bisa perusahaan mengalami kerugian. Inilah sebabnya, perlu adanya analisis laporan keuangan yang baik untuk memanajemen risiko tersebut.
Laporan keuangan ini mencakup keluar masuknya biaya bisnis yang perusahaan anggarkan. Idealnya, pendapatan atau revenue bisnis harus lebih besar ketimbang total biaya operasi bisnis. Apabila terjadi sebaliknya, maka perusahaan perlu menganalisis akar masalah dan mengaudit financial report guna menemukan solusi dan mengambil keputusan terbaik.
Sebab jika perusahaan membiarkan hal ini terjadi, maka bukan hal yang mustahil apabila risiko kerugian menjadi semakin besar, bahkan mengancam kelangsungan bisnis (business continuity). Maka dari itu, perusahaan perlu melakukan analisis pada laporan keuangan secara rutin.
Selain bisa menjadi salah satu dasar untuk mengambil keputusan strategis pada bisnis, analisis ini juga dapat memberikan gambaran terhadap kondisi keuangan bisnis. Dengan demikian, perusahaan bisa menentukan langkah atau strategi bisnis terbaik dan menganalisis risiko yang ada kedepannya.
Dalam praktiknya, analisis ini terdiri dari beberapa metode berdasarkan kebutuhan perusahaan. Apa saja?
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Melansir dari Investopedia, financial analysis atau analisis laporan keuangan adalah aktivitas yang pelaku bisnis lakukan untuk mengidentifikasi, mengolah, menilai, hingga membandingkan informasi dalam sebuah laporan keuangan.
Financial analysis ini sangat penting untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan bisnis (business growth). Bahkan berperan krusial untuk mendukung decision making atau pengambilan keputusan bisnis, merumuskan strategic management (manajemen strategis), dan memanajemen biaya bisnis (cost management plan).
Analisis ini sangat berguna bagi perusahaan dan para pemangku kepentingan (stakeholder). Mulai dari investor, manajer perusahaan, karyawan, auditor, regulator, dan lain sebagainya.
Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Dari pengertian di atas, kita tahu bahwa financial analysis memang menjadi salah satu kunci utama untuk mengetahui bagaimana kondisi finansial suatu bisnis. Dengan mengetahui kondisi keuangan inilah, perusahaan akan mendapatkan berbagai manfaat. Antara lain:
- Sebagai business metrics untuk mengevaluasi performa bisnis
- Menilai kualitas manajemen perusahaan
- Sebagai sumber informasi untuk mengambil keputusan bisnis
- Menjadi bahan pertimbangan bagi investor untuk memahami nilai pasar dan nilai perusahaan sebelum berinvestasi
- Sebagai tolok ukur (benchmark) kelayakan suatu bisnis dalam menerima pinjaman atau suntikan dana
- Mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan dan melunasi utang
- Menjadi acuan untuk menghitung tingkat pengembalian, ROI, growth rate, hingga CAGR
- Sebagai dasar dalam melakukan cost benefit analysis (CBA) suatu perusahaan
- Mengetahui kinerja perusahaan sendiri dengan pesaing
- Membantu perusahaan untuk memanfaatkan aset bisnis ke arah yang lebih menguntungkan
- Mengetahui aliran pendapatan atau revenue stream yang paling menguntungkan maupun tidak
Baca Juga :
- Cara Menghitung Internal Growth Rate (IGR) dan Manfaatnya
- Cara Menghitung NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return) Serta Contohnya
Metode Analisis Laporan Keuangan
Dalam penerapannya, terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang bisa perusahaan pilih. Yakni metode horizontal dan vertikal. Pemilihan metode ini berdasarkan pada kebutuhan, niche bisnis, dan faktor-faktor lainnya yang menyesuaikan kepentingan perusahaan.
Berikut adalah penjelasan dari kedua metode financial analysis tersebut:
1. Analisis Horizontal
Metode analisis ini akan membandingkan laporan keuangan pada periode yang berbeda. Biasanya, perbandingan laporan keuangan menggunakan dua atau tiga periode lebih awal sebagai dasar pembandingnya. Sehingga, metode ini kerap juga disebut dengan analisis komparatif.
Metode analisis horizontal ini memiliki beberapa tipe, yaitu:
- Analisis Tren : Merupakan analisis untuk mengetahui kecenderungan posisi keuangan. Biasanya, analisis ini dinyatakan dalam bentuk persentase atau indeks.
- Analisis Sumber dan Modal Kerja : Merupakan analisis yang perusahaan gunakan jika ingin mengetahui sumber dan alokasi modal perusahaan, serta faktor-faktor yang memengaruhinya.
- Analisis Perubahan Laba Kotor : Merupakan analisis yang berguna untuk mengetahui faktor penyebab perubahan laba kotor perusahaan dari periode tertentu.
- Analisis Sumber dan Penggunaan Kas : Merupakan analisis untuk mengetahui kondisi kas dan penyebab perubahan kas pada periode tertentu.
2. Analisis Vertikal
Metode analisis ini akan membandingkan laporan keuangan yang sama di satu periode yang sama. Biasanya, metode analisis ini disebut juga sebagai metode analisis statis. Adapun yang termasuk ke dalam metode analisis ini antara lain:
- Analisis Common Size : Merupakan analisis yang membandingkan laporan keuangan dengan menggunakan persentase dalam satu periode tertentu. Laporan yang dianalisis biasanya adalah laporan laba rugi dan neraca.
- Analisis Break Even : Merupakan analisis titik impas untuk menentukan tingkat pendapatan yang harus perusahaan capai. Metode ini membantu perusahaan untuk menganalisis kuantitas produk yang harus dijual pada periode tertentu. Tujuannya adalah untuk membantu pemilik bisnis dalam mengambil keputusan strategi bisnis agar mendapatkan keuntungan dan mengurangi risiko kerugian.
- Analisis Rasio Keuangan : Merupakan analisis yang perusahaan gunakan untuk menilai kinerja bisnis. Fungsinya adalah sebagai tolok ukur dalam mengambil langkah strategis perusahaan pada periode selanjutnya. Terdapat 4 alat ukur dalam analisis rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas.
Baca Juga :
Contoh Analisis Laporan Keuangan
Agar lebih mudah untuk memahaminya, berikut adalah contoh financial analysis berdasarkan 2 metode di atas, yakni analisis horizontal dan vertikal.
1. Contoh Analisis Laporan Keuangan Horizontal
Sebuah perusahaan memiliki pendapatan sebesar Rp750 juta pada tahun 2020, kemudian mempunyai kenaikan pendapatan hingga menjadi Rp850 juta pada 2021. Untuk menganalisis laporan keuangan secara horizontal, maka Anda perlu mencari persentase perubahan pendapatan dari tahun 2020 ke tahun 2021.
Berikut adalah perhitungannya:
(Pendapatan tahun 2021 – Pendapatan 2020) / Pendapatan 2020 x 100%
= (Rp850.000.000 – Rp 750.000.000) / Rp.750.000.000 x 100% = 8.49%
Maka pendapatan perusahaan mengalami kenaikan sebesar 8.49% dari tahun 2020 ke tahun 2021.
2. Contoh Analisis Laporan Keuangan Vertikal
Sebuah perusahaan memiliki total aset lancar sebesar Rp20 juta dan utang yang harus lunas dalam jangka waktu satu tahun sebesar Rp10 juta pada tahun 2021. Dengan analisis vertikal, Anda harus membandingkan total aset lancar dan juga utang jangka pendek perusahaan dalam satu periode tertentu.
Maka perhitungannya:
Total aset lancar/utang jangka pendek x 100%
= Rp20.000.000/Rp10.000.000 x 100% = 2
Pada current ratio, jika perbandingan angkanya di atas 1, maka perusahaan terbilang aman dan mampu melunasi utangnya.
Itulah ulasan mengenai analisis laporan keuangan beserta metode dan contohnya. Pada dasarnya, analisis laporan keuangan merupakan hal terpenting dalam proses perkembangan bisnis. Sehingga, perusahaan perlu melakukan analisis ini secara berkala demi tercapainya tujuan dan target bisnis.
Baca Juga :
- Mengenal Jenis Exit Strategy dan Manfaatnya untuk Bisnis
- Perbedaan ROI, ROE, dan ROA Dalam Kesehatan Finansial Perusahaan
inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.