Cara Mengoptimalkan Operasional Bisnis (Business Operations)

Cara Mengoptimalkan Operasional Bisnis (Business Operations)

Sebagian besar pemilik bisnis dan/atau stakeholder perusahaan pastinya paham bahwa operasional bisnis menjadi hal paling utama menumbuhkan bisnis perusahaan (business growth) yang lebih efektif dan efisien.

Oleh sebab itu, seluruh pihak yang terlibat dalam satu lingkungan bisnis harus bekerja sama untuk menganalisis proses bisnis (business analysis). Lalu merencanakan (business plan), memetakan (business mapping) atau memodelkan (business modelling), hingga menjalankan atau mengelola bisnis perusahaan (business process management).

Kali ini, inMarketing akan menjelaskan semua hal yang perlu Anda ketahui tentang teori operasional bisnis secara lengkap dan mendalam.

Pengertian Operasional Bisnis (Business Operations)

Menurut situs Catalant, business operations atau operasional bisnis adalah tugas dan aktivitas harian perusahaan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan dan mendapatkan profit. Secara detail, operasi bisnis mengacu pada kegiatan inti perusahaan dalam mengubah dan mengolah input (sumber daya atau aset perusahaan seperti bahan mentah, tenaga kerja, dan modal) menjadi output berupa produk dan jasa.

Dengan menerapkan operasional bisnis, perusahaan berkesempatan memperoleh pendapatan atau revenue sebanyak-banyaknya. Selain itu, perusahaan juga lebih mampu menciptakan strategi bisnis yang terbaik serta meraih segala tujuan dan target bisnis.

Pada dasarnya, operasi bisnis relatif bervariasi tergantung niche bisnis dan pasar industri masing-masing perusahaan. Namun, seringkali operasi bisnis  di satu perusahaan akan mencakup operasional pemasaran, penjualan (sales process), manajemen proyek, dan layanan untuk pelanggan (customer service). Dan bahkan perusahaan yang sangat fokus pada penjualan produk fisik juga akan menyertakan manajemen produk, pengadaan inventaris (procurement management), manufaktur (manufacturing practice), dan pesanan.

Baca Juga:

Elemen Utama Operasional Bisnis (Business Operations)

Elemen Utama Operasional Bisnis (Business Operations)

Meskipun secara umum jenisnya sangat bervariasi, operasi bisnis untuk setiap perusahaan atau industri akan bertanggung jawab mengelola sekaligus meningkatkan empat elemen utama yang kami jelaskan di bawah ini.

digital marketing agency

1. Proses Bisnis

Pertama adalah business process atau proses bisnis yang pada dasarnya sangat penting untuk operasi bisnis. Di mana semua kegiatan yang merupakan bagian dari proses bisnis harus didokumentasikan dengan hati-hati.

Elemen proses bisnis secara khusus menjelaskan bagaimana perusahaan melakukan tugas dan aktivitas hariannya dari awal hingga akhir. Contohnya pada proses pengembangan produk, baik itu produk fisik maupun produk perangkat lunak (software development).

Dengan memastikan bahwa tim bisnis menyelesaikan tugas dengan cara yang paling efisien dan bebas kesalahan, elemen proses bisnis dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitas perusahaan jika dilakukan dengan benar.

2. Personel atau Tim Bisnis

Personel atau tim sebagai tenaga kerja perusahaan juga memiliki dampak yang besar bagi produktivitas dan profitabilitas bisnis. Oleh karenanya, elemen utama lain dari operasional bisnis adalah menghitung berapa banyak karyawan yang dibutuhkan dan apa tugas atau pekerjaannya.

Tentukan apakah karyawan bekerja full-time, part-time, atau berdasarkan kebutuhan perusahaan lainnya. Selain itu, pastikan juga bahwa karyawan memiliki peran yang ditetapkan dengan jelas dan tanggung jawab yang selaras dengan keahlian perusahaan (corporate responsibility).

3. Teknologi Penunjang Operasional Bisnis

Elemen berikutnya berkaitan dengan teknologi atau peralatan penunjang operasi bisnis (business intelligence).

Setiap perusahaan harus mengetahui teknologi apa yang dibutuhkan untuk membantu karyawan mencapai tugas sehari-hari mereka (employee activation). Apakah teknologi yang dikembangkan secara internal atau teknologi dari pihak ketiga.

Dengan begitu, karyawan akan senantiasa berkontribusi (employee engagement) dalam menjalankan dan mengembangkan perusahaan (business development) serta memperkirakan keseluruhan biaya bisnis (financial forecast). Keputusan operasional lainnya adalah apakah Anda harus membangun teknologi itu secara internal atau membelinya.

Baca Juga:

4. Lokasi Bisnis

Lokasi adalah elemen terakhir dari operasional bisnis yang juga harus perusahaan perhatikan. Elemen ini umumnya akan bervariasi sesuai dengan industri, ukuran perusahaan, dan faktor lainnya. Misalnya, beberapa bisnis mungkin memerlukan lokasi yang berada di sekitar kota dan memiliki lahan parkir yang luas.

Pada intinya, saat memilih lokasi, pemilik bisnis perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti luas persegi lahan, tata letak bangunan perusahaan, arus lalu lintas di sekitar perusahaan, area parkir, dan gudang atau penyimpanan (warehouse). Selain itu, pertimbangkan pula lokasi yang memungkinkan vendor dan tim marketing maupun sales force untuk menjangkau basis pelanggan (prospecting) yang cukup luas untuk kebutuhan penjualan dan pemasaran produk (product marketing) atau layanan bisnis (services marketing).

Cara Mengoptimalkan Operasional Bisnis (Business Operations)

Nah, setelah memahami penjelasan-penjelasan di atas, Anda juga harus tahu apa saja langkah-langkah utama dalam mengoptimalkan operasional bisnis. Ketahui selengkapnya pada penjelasan di bawah ini.

1. Tentukan dan Ukur Metrik atau KPI Bisnis

Metrik atau KPI Bisnis

Pertama-tama, Anda perlu menentukan dan mengukur KPI atau metrik performa bisnis (business metrics) dan benchmark perusahaan. Cara ini akan memungkinkan Anda untuk menilai operasi bisnis dengan lebih baik. Serta memahami ke mana harus menargetkan upaya peningkatan operasional perusahaan.

Metrik atau KPI harus disesuaikan dengan setiap operasi bisnis yang berbeda. Misalnya, untuk kebutuhan layanan bisnis, metrik atau KPI perusahaan harus mencakup net promoter score (NPS)customer churn ratecustomer retentioncustomer satisfactioncustomer experience, dan lain sebagainya. Di sisi lain, metrik atau KPI untuk supply chain management utamanya terdiri dari inventory turnover, customer lifecycle, fill rate, demand generation, supply chain finance, on-time delivery, dan lain-lain.

2. Identifikasi Penghambat Pertumbuhan Bisnis

Ketika Anda berhasil mendefinisikan, melacak, dan menganalisis KPI. Sejatinya Anda juga akan mulai mengidentifikasi ketidakefisienan operasional atau masalah yang menghambat keuntungan atau pertumbuhan perusahaan. Misalnya, jika tim manajemen rantai pasokan secara konsisten berkinerja buruk selama customer buying cycle, maka tim manajemen perusahaan mungkin perlu mengevaluasi proses, personel, peralatan, dan lokasi tim saat ini.

Apakah saat ini tidak ada bagian yang bertugas memprediksi (demand forecast) dan mengelola permintaan produk perusahaan (demand management), sehingga produk akan terus di produksi. Atau mungkin seseorang secara manual menentukan dan menjadwalkan sumber daya yang di perlukan untuk memenuhi dan mengirimkan pesanan. Alih-alih menggunakan tools untuk menyederhanakan atau mengotomatiskan tugas tersebut (business process automation).

3. Analisis dan Tingkatkan Proses Bisnis yang Ada

Setelah kinerja operasional perusahaan di petakan (process mapping) ke beberapa kategori penghambat pertumbuhan, Anda dapat mulai meningkatkan proses bisnis yang ada di seluruh bagian perusahaan.

Misalnya, Anda mungkin menemukan bahwa departemen SDM menggunakan beberapa tools untuk menyimpan, mengelola, dan melacak permintaan. Di mana tools-tools tersebut mengakibatkan penundaan, duplikasi, dan masalah lainnya. Untuk meningkatkan proses kerja departemen SDM, Anda dapat menerapkan teknologi baru untuk menyimpan, mengelola, dan melacak semua permintaan SDM di satu tempat.

4. Buat Proses Bisnis Baru

Selain meningkatkan proses bisnis yang sudah ada, tim operasional bisnis juga mungkin perlu membuat proses bisnis baru.

Misalnya, tingkat kepuasan dan produktivitas karyawan (employee relations) yang telah bekerja di perusahaan selama kurang dari tiga bulan jauh lebih rendah daripada karyawan yang telah bekerja setidaknya selama satu tahun (konsep employee turnover). Nah, setelah di analisis, di ketahui salah satu penyebabnya adalah proses orientasi atau onboarding yang kurang maksimal.

Oleh karena itu, Anda dapat membuat proses onboarding karyawan yang terdiri dari pelatihan customer service yang proaktif, sales call, atau pelatihan pemasaran email. Dengan begitu, perusahaan dapat memberikan peluang baru bagi karyawan serta anggota tim yang sudah ada untuk bekerja lebih maksimal dan bertahan di perusahaan (employee retention).

Baca Juga:

inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.