Setiap perusahaan dari berbagai niche dan skala industri, seperti perusahaan startup, bisnis UKM/UMKM, atau perusahaan besar, sejatinya ingin mengembangkan (business development) atau membangun bisnisnya secara berkelanjutan (business continuity). Umumnya, pemilik bisnis dan stakeholder perlu merencanakan bisnis dengan segala strategi dan rangkaian prosesnya (business process) terlebih dahulu ke dalam kerangka kerja business plan dan business model.
Istilah rencana bisnis dan/atau model bisnis memang kerap kali digunakan secara bergantian untuk memvisualisasikan proses bisnis secara komprehensif (business process modelling). Mulai dari sumber daya, profit, biaya, mitra bisnis, hingga strategi pemasaran dan pengiklanan (advertising strategy) yang akan perusahaan lakukan. Seperti pelaksanaan kampanye pemasaran (marketing campaign) dan periklanan (advertising campaign).
Terkadang juga dimaksudkan sebagai rumusan pencapaian tujuan dan target bisnis serta upaya konversi prospek potensial (lead conversion) menjadi pelanggan yang membeli (sales lead). Dengan begitu, perusahaan dapat menempati posisi terbaik di pangsa pasar (market positioning)
Akan tetapi, keduanya merupakan alat yang berbeda serta memiliki tujuan dan komponen yang berlawanan. Lantas, apa saja perbedaan business plan dan business model yang perlu diperhatikan?
Perbedaan Business Plan dan Business Model
Hal pertama yang membedakan konsep business plan dan business model adalah pengertian dasarnya.
Business plan atau rencana bisnis adalah kumpulan dokumen tertulis yang berisikan rincian informasi dan data operasional bisnis untuk mencapai tujuan strategis dan keuangan bisnis. Terdiri dari visi dan misi perusahaan (corporate social responsibility), pengelolaan sumber daya bisnis (pelanggan, supplier, mitra, kompetitor), pengembangan produk atau layanan, strategi pemasaran, hingga strategi penjualan.
Umumnya, dokumen perencanaan bisnis akan mencakup model bisnis. Di mana model bisnis atau business model adalah bentuk ide konseptual bisnis yang disajikan dalam satu halaman untuk merepresentasikan proses menciptakan atau menghasilkan profitabilitas dan memperoleh value bisnis.
Baca Juga:
- Mengenal Enterprise Resource Planning (ERP) dan Keuntungannya untuk Bisnis
- 9 Elemen Business Model Canvas (BMC) untuk Kesuksesan Bisnis
Meskipun keduanya saling berkaitan satu sama lain, pada intinya model bisnis adalah pondasi awal sebuah perusahaan, sedangkan rencana bisnis adalah struktur perusahaan.
Adapun perbedaan business plan dan business model lain yang perlu Anda ketahui adalah berdasarkan konsep-konsep di bawah ini.
1. Tujuan
Seiring dengan definisi yang berbeda, keduanya memiliki tujuan utama yang berbeda pula. Mengutip dari situs Business Model Analyst, penyusunan business plan bertujuan untuk membantu pemilik bisnis mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis (analisis SWOT) agar perusahaan dapat berkembang luas (brand extension).
Selain itu juga berguna untuk memproyeksikan keuntungan dan kerugian perusahaan agar stakeholder dapat mengetahui bagaimana keberlanjutan pertumbuhan (business growth) dan siklus hidup bisnis (sustainability management). Dengan begitu, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan kegagalan dan segala risiko yang bisa bisnis alami (enterprise risk management).
Berbeda dengan business model yang disusun agar pemilik bisnis dapat merancang dan menggambarkan bagaimana bisnis dapat menciptakan dan menangkap nilainya di depan target pelanggan. Dengan demikian, jika Anda berencana untuk memahami bisnis Anda dengan lebih baik atau membuat prediksi untuk mengembangkan usaha Anda (business forecast), maka Anda perlu membuat model bisnis terlebih dahulu, baru setelah itu menyusun rencana bisnis.
2. Komponen
Selanjutnya, Anda dapat membedakan business plan dan business model dari struktur komponen di dalamnya.
Business plan seringkali berupa dokumen panjang yang terdiri dari beberapa halaman deskripsi perencanaan penjualan hingga operasi. Secara umum, business plan terdiri dari:
- Cover atau sampul.
- Daftar isi.
- Ringkasan rencana bisnis.
- Deskripsi bisnis beserta produk atau layanannya (product classification).
- Hasil analisis pasar (market analysis).
- Hasil analisis kompetitif (competitive analysis).
- Rencana pemasaran (marketing plan).
- Rencana operasional dan pengelolaan bisnis.
- Rencana keuangan (financial plan).
- Data dan dokumen pendukung.
Baca Juga:
- Pentingnya Demand Planning Dalam Meningkatkan Supply Chain Bisnis
- Apa Itu Enterprise Data Model dan Cara Membuatnya
Beberapa konsep di atas juga memengaruhi cara pembuatan business plan itu sendiri. Di sisi lain, business model memiliki struktur yang lebih ringkas namun padat dengan mengacu pada elemen-elemen berikut ini.
- Konsep bisnis berdasarkan peluang segmen pasar. Biasanya terdiri dari deskripsi pelanggan ideal (leads) pada customer base tertentu, product value, dan penjelasan bagaimana perusahaan Anda akan mengakuisisi pelanggan menjadi konsumen akhir (customer acquisition).
- Posisi value chain bisnis yang mengacu pada aktivitas yang perlu dilakukan oleh perusahaan hingga pengguna akhir.
- Customer value yang menjelaskan perkiraan manfaat yang pelanggan terima ketika mereka membeli layanan atau produk Anda.
- Sumber pendapatan (revenue) bersama dengan biaya yang menunjukkan semua biaya aktivitas bisnis (fixed cost).
- Keunggulan kompetitif yang menunjukkan keadaan ketika pelanggan menganggap produk atau layanan Anda lebih baik daripada pesaing.
3. Cara Membuat
Pada dasarnya, pembuatan model bisnis membutuhkan tools khusus, seperti Business Model Canvas, agar Anda dapat mengidentifikasi blok konstruksi. Mulai dari segmentasi pelanggan, value proposition, sumber daya (key resource), hubungan dengan pelanggan (customer relationship), aliran pendapatan, aktivitas, dan saluran pemasaran atau distribusi bisnis (channel).
Di mana model bisnis tersebut dihubungkan satu sama lain dan digabungkan untuk membentuk strategi bisnis yang unik dan sukses (unique value proposition). Tahapannya adalah sebagai berikut:
- Rancanglah garis besar operasional bisnis dalam tampilan flip chart berbentuk lingkaran atau tabel. Tentukan keterkaitan di antara mereka untuk mempromosikan penjualan, mendistribusikan produk, target pelanggan, dan pendapatan untuk perusahaa Anda.
- Formatlah model bisnis ke dalam template dengan memasukkan detail tentang berbagai jenis pelanggan serta bagaimana produk dan layanan Anda berharga bagi mereka. Selain itu, siapkan pula total biaya yang dikeluarkan untuk produksi, karyawan, dan material (operating expense).
- Gunakan model misnis operasional tertentu untuk menarik pelanggan lokal yang ingin memilih produk dan layanan bisnis Anda. Jika pelanggan berasal dari wilayah geografis yang berbeda, maka targetkan audiens melalui internet.
4. Contoh
Perbedaan business plan dan business model terakhir yang mungkin akan semakin memperjelas pemahaman Anda adalah contoh penerapannya.
Ada berbagai rencana bisnis yang diadopsi oleh perusahaan tergantung pada lingkungan bisnis mereka. Misalnya, rencana bisnis startup, internal business plan (action plan), rencana bisnis operasional dan strategis, serta growth strategy.
Sedangkan model bisnis yang mungkin sering Anda jumpai adalah:
- Model SaaS (Software-as-a-Service)
- Model freemium.
- Model subscription.
- Model cloud kitchen.
- Crowdsourcing marketing.
- Model bisnis D2C (Direct-to-Customer), B2C (Business-to-Customer), B2B (Business-to-Business)
- Model pengiklanan (advertising), seperti native advertising, comparative advertising, social advertising, targeted advertising, dan lain-lain.
- Multilevel marketing (MLM).
- Model afiliasi.
Tergantung jenis bisnisnya, Anda perlu menggunakan opsi pemodelan yang berbeda. Misalnya, Business Model Canvas (BMC) cocok digunakan ketika Anda sedang membangun bisnis baru. Lalu Value Proposition Canvas yang cocok digunakan untuk validasi awal proses bisnis startup. Dan Lean Canvas adalah pilihan terbaik untuk memodelkan bisnis startup yang ringkas dan mudah dimengerti (lean startup).
Demikian beberapa informasi penting yang perlu Anda pahami dari perbedaan business plan dan business model.
Pada intinya, keduanya merupakan dokumen bisnis tahap awal yang sangat penting untuk membantu Anda merencanakan dan mengatur strategi bisnis Anda. Apapun masalahnya, sangat penting untuk memahami bahwa business plan dan business model adalah istilah yang berbeda, memiliki tujuan yang berbeda, dan memanfaatkan tools yang berbeda untuk mengembangkannya.
Baca Juga:
- 7 Contoh Bisnis Model Canvas (BMC) Terbaik dan Sukses di Berbagai Bidang
- Macam-Macam Tipe Cloud Kitchen di Indonesia, Kenali Perbedaannya
inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.