Dalam berbisnis, perusahaan membutuhkan business analysis guna mendorong pertumbuhan dan kelangsungan bisnis. Selain itu, analisis bisnis ini juga berguna untuk memanajemen risiko agar perusahaan terhindar dari kerugian. Salah satu strategi bisnis yang bisa perusahaan terapkan untuk mencegah dan menganalisis risiko adalah melalui PESTLE Analysis.
Analisis ini pada dasarnya merupakan salah satu jenis business analysis yang banyak perusahaan terapkan guna mencegah risiko. Metode ini berguna untuk membuat kerangka kerja atau model process dalam manajemen strategi bisnis. Dengan menggunakan kerangka ini, maka perusahaan bisa menjalankan berbagai macam upaya atau strategi yang mendorong perkembangan bisnis, sekaligus terhindar dari risko.
Lantas, bagaimana cara menerapkannya?
Definisi dan Manfaat PESTLE Analysis
Mengutip dari Analytics Step, PESTLE analysis adalah metode manajemen risiko yang berguna untuk mengevaluasi lingkungan bisnis.
Cara kerja analisis ini adalah dengan memecah peluang dan risiko menjadi enam faktor. Yaitu Politics, Economy, Social, Technology, Legal, Environment (PESTLE). Sehingga, jenis analisis bisnis yang satu ini akan memperhitungkan faktor lingkungan yang berdampak pada perencanaan bisnis (business plan) beserta kinerja proses bisnis secara keseluruhan.
Analisis ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi kesempatan sekaligus meminimalisir potensi ancaman. Baik itu ancaman internal dari dalam perusahaan, maupun ancaman eksternal seperti ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, ancaman sumber daya, ancaman lingkungan bisnis, dan lain sebagainya.
Manfaat analisis PESTLE sendiri sangatlah beragam. Di antaranya adalah dapat membantu menekan business cost atau anggaran bisnis dan produksi (cost of goods), menganalisis manfaat dan biaya bisnis (cost benefit analysis), membantu memanfaatkan berbagai macam peluang yang ada, mengefisiensi business process, serta membantu meningkatkan revenue dan rasio profitabilitas dengan cepat.
Baca Juga :
- Manfaat dan Tahapan Membuat Business Process Mapping Untuk Efektivitas Operasional Perusahaan
- Contoh Business Model Canvas (BMC) Terbaik Dari Berbagai Sektor Bisnis
6 Faktor PESTLE Analysis
Sebagaimana definisinya, PESTLE Analysis terdiri dari enam faktor yang saling berhubungan satu sama lain untuk membantu perusahaan dalam memanajemen risiko bisnis. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing faktor tersebut:
1. Politic (Faktor Politik)
Faktor pertama dari analisis PESTLE adalah politik. Artinya, faktor ini akan mengevaluasi sejauh mana kebijakan dan regulasi pemerintah dapat berdampak pada suatu bisnis.
Sebab tak dapat kita pungkiri, politik turut memberikan pengaruh besar pada perkembangan bisnis. Analisis faktor politik ini mencakup kebijakan politik, kebijakan perdagangan, perpajakan, dan fiskal.
2. Economic (Faktor Ekonomi)
Faktor berikutnya adalah economic. Faktor ekonomi ini antara lain penetapan harga barang baku, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, tingkat inflasi, suku bunga, pendapatan konsumen, dan tingkat pengangguran.
Ini berarti, faktor ekonomi tersebut akan memberikan dampak pada perusahaan, baik secara langsung maupun tak langsung. Sebab faktor-faktor ini akan turut memengaruhi daya beli konsumen dan bargaining power.
Bukan hanya itu saja, perubahan ekonomi juga dapat memengaruhi tingkat permintaan (demand) atas sebuah produk. Akibatnya, hal ini juga akan berpengaruh pada bagaimana Anda menentukan pricing strategy atau strategi penetapan harga agar bisnis tetap mendapatkan profit.
3. Social (Faktor Sosial)
Faktor sosial juga menjadi aspek penting yang harus Anda perhatikan dalam menjalankan sebuah bisnis. Dalam PESTLE Analysis sendiri, faktor sosial ini berkaitan dengan budaya, media, gaya hidup, pendidikan, hingga karakteristik demografis.
Sehingga, faktor sosial ini sangat penting bagi Anda yang menargetkan produk pada segmentasi pasar atau pelanggan tertentu. Tujuannya adalah agar produk yang Anda tawarkan benar-benar sesuai dengan target pasar dan market orientation. Dengan menyasar segmen yang tepat, maka peluang untuk mengembangkan bisnis dan menjangkau pangsa pasar yang lebih luas pun juga akan meningkat.
4. Technology (Faktor Teknologi)
Perkembangan teknologi yang semakin pesat tentunya harus membuat perusahaan beradaptasi dengan cepat agar selalu relevan. Sehingga, faktor teknologi menjadi bagian yang krusial dalam sebuah bisnis.
Technological factor ini berkaitan dengan inovasi perusahaan dalam bidang teknologi untuk memudahkan maupun mengotomasi proses bisnis. Misalnya untuk sistem komunikasi perusahaan (corporate communication), sistem informasi, sistem manajemen hubungan pelanggan (CRM), marketing automation, business anaytics, dan lain sebagainya.
Faktor ini juga dapat memengaruhi keputusan bisnis dalam proses product launch, ekspansi, dan lain sebagainya. Sebab dengan mengetahui perkembangan teknologi, perusahaan bisa lebih efektif dalam mengalokasikan dana secara tepat dalam proses operasi dan produksi.
Baca Juga :
- 8 Prinsip Total Quality Management untuk Tingkatkan Manajemen Mutu Perusahaan
- 4 Tahapan Siklus Hidup Bisnis (Business Life Cycle) yang Perlu Pebisnis Ketahui!
5. Legal (Faktor Hukum)
Pada dasarnya, faktor ini memiliki kaitan erat dengan faktor politik. Hanya saja, faktor legal lebih berfokus pada undang-undang yang lebih spesifik, alias berkaitan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Contohnya adalah undang-undang terkait ketenagakerjaan, undang-undang hak cipta, undang-undang perlindungan konsumen, dan lain sebagainya.
Artinya, perusahaan perlu mengetahui landasan hukum setiap tindakan bisnis yang dilakukan. Tujuannya adalah agar aktivitas bisnis (mulai dari product development, promosi, marketing operations, sales process, hingga relationship management) dapat berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Yang jelas, Anda perlu mengetahui potensi perubahan pada undang-undang dan menganalisis dampaknya pada bisnis. Untuk mengantisipasinya, Anda bisa berkonsultasi dengan konsultan hukum.
6. Environment (Faktor Lingkungan)
Tak dapat kita pungkiri bahwa faktor lingkungan memang menjadi salah satu pertimbangan utama dalam menjalankan bisnis, terutama di era Industry 4.0 dan Society 5.0. Bukan tanpa alasan, pasalnya faktor ini menjadi penting seiring dengan bahan baku yang kian langka, polusi dan limbah tak terkendali, dan global warming yang menjadi salah satu fokus keprihatinan dunia.
Artinya, dalam menjalankan bisnis pun Anda perlu memerhatikan aspek lingkungan. Termasuk ekologi, iklim, cuaca, dan lain sebagainya. Bukan hanya berguna untuk kelangsungan bisnis (business continuity) saja, melainkan juga harus berkontribusi dalam kelangsungan lingkungan hidup.
Faktor ini dapat Anda gunakan untuk menyusun strategi CSR (Corporate Social Responsibility) serta merumuskan sustainability management perusahaan.
Perbedaan PESTLE dengan PEST Analysis
Secara sekilas, faktor dalam PESTLE hampir sama dengan analisis PEST. Hal ini tentu tak mengherankan, mengingat PESTLE sendiri memang merupakan pengembangan dari PEST. Perbedaannya hanya terletak pada faktor hukum dan lingkungan dalam menjalankan sebuah bisnis.
Perkembangan ini seiring dengan fenomena-fenomena di dunia bisnis yang juga turut berubah. Contohnya adalah keresahan terkait kelangsungan lingkungan hidup yang menjadi fokus utama SDGs (Sustainable Development Goals), di mana bidang industri menjadi penyumbang terbesar dalam aspek kerusakan lingkungan hidup.
Itulah ulasan mengenai PESTLE Analysis beserta manfaat dan faktor-faktor yang ada di dalamnya. Sama halnya dengan analisis bisnis lainnya seperti SWOT dan MOST, analisis bisnis ini sangat berguna dalam mendukung kelangsungan bisnis di masa depan serta meminimalisir risiko yang mungkin terjadi.
Di sisi lain, Anda juga bisa menggunakan layanan digital marketing agency untuk membantu mengembangkan bisnis. Beberapa strategi yang bisa diimplementasikan adalah growth hack marketing, inbound marketing, 360 Digital Marketing, serta Data-driven marketing agar perusahaan semakin berkembang pesat.
Baca Juga :
- Pengaruh Society 5.0 terhadap Sustainable Development Goals (SDGs)
- 3 Tahapan Growth Strategy untuk Menjamin Kelangsungan Bisnis Jangka Panjang
inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.