Research and development expenses (R&D expenses) tentunya menjadi bagian penting dari proses riset produk. Sebab tanpa adanya pembiayaan untuk riset, maka perusahaan pun akan kesulitan dalam menyusun product strategy untuk mengembangkan produk (product development). Hasilnya, perusahaan bisa saja membuat produk yang justru tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau market orientation.
R&D expenses sendiri menjadi salah satu business cost yang wajib perusahaan anggarkan dalam cost management plan (perencanaan manajemen pembiayaan bisnis). Sebab sebagaimana namanya, pembiayaan ini sangat penting dalam proses penelitian dan pengembangan produk. Tanpa adanya biaya yang memadai, maka proses penelitian dan pengembangan pun akan terhambat.
Biaya R&D sendiri berfungsi untuk menciptakan maupun mengembangkan inovasi terbaru terkait produk atau layanan perusahaan. Dengan demikian, perusahaan bisa terus memenuhi kebutuhan pasar. Lantas, bagaimana cara menerapkan R&D expenses yang optimal untuk perusahaan?
Simak langsung ulasan lengkapnya melalui artikel inMarketing di bawah ini!
Mengenal Apa Itu Research and Development (R&D) Expenses
Sebagaimana namanya, R&D expenses adalah biaya untuk proses riset dan pengembangan produk. Dalam pengertian yang lebih lengkap, Investopedia menjelaskan bahwa research and development expenses adalah biaya yang perusahaan keluarkan untuk mendukung proses penelitian dan pengembangan produk, jasa, atau kekayaan intelektual.
Sehingga bukan hanya mencakup produk atau layanan yang perusahaan hasilkan, melainkan juga termasuk kekayaan intelektual seperti hak cipta (copyright) dan hak paten.
Sebagaimana business cost lainnya, R&D expenses ini sebenarnya sama dengan operating expenses atau biaya operasional proses bisnis pada umumnya. Seperti halnya biaya pemasaran untuk proses marketing operations dan marketing campaign (kampanye pemasaran). Namun, R&D expenses ini adalah biaya yang lebih spesifik untuk mendanai proses penelitian dan pengembangan produk atau layanan.
Sehingga, bisa kita katakan bahwa R&D expenses ini menjadi bagian terpenting dalam keseluruhan proses product development. Mulai dari research product, penyusunan product strategy, product roadmap, menemukan product insights, dan lain sebagainya.
Baca Juga :
- Memahami Strategi Product Differentiation dan Peran Pentingnya untuk Tingkatkan Keuntungan
- 6 Tahapan Product Life Cycle Untuk Perencanaan Sales Terbaik
Manfaat Research and Development (R&D) Expenses
Dari definisinya saja, kita tahu bahwa biaya penelitian dan pengembangan produk ini memegang peranan penting untuk menciptakan product value sesuai kebutuhan target pasar. Namun, selain itu R&D product juga memiliki sejumlah manfaat lainnya. Antara lain:
- Membantu perusahaan untuk tetap mengikuti tren dan melakukan inovasi produk/jasa
- Menambah product value dan menonjolkan keunggulan produk sebagai daya saing utama bisnis (product-led growth)
- Memudahkan dalam proses analisis laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan
- Membantu meningkatkan customer satisfaction (kepuasan pelanggan) dan customer loyalty
- Memudahkan proses competitive analysis (analisis pesaing)
- Meningkatkan kekuatan pada segmen pasar dan kemampuan bersaing dengan kompetitor
Penerapan dan Contoh Research and Development (R&D) Expenses di Perusahaan
Apa saja yang termasuk bagian dari R&D expenses?
Sebelum mengeluarkan biaya R&D, biasanya perusahaan akan mendata siapa saja yang akan berkontribusi dalam proses ini. Umumnya, tim yang akan terlibat adalah developer, engineer, designer, dan lain sebagainya.
Dalam penerapannya sendiri, hal-hal yang termasuk dalam penerapan R&D adalah :
- Biaya untuk SDLC
- Dana cloud infrastructure
- Biaya untuk software atau tools untuk kegiatan penelitian dan pengembangan
- Dana untuk pengajuan kekayaan intelektual seperti hak cipta dan hak paten
- Biaya kontrol atau maintenance
Perlu Anda ketahui pula bahwa perusahaan dengan niche bisnis di bidang teknologi cenderung sangat bergantung pada biaya riset dan pengembangan. Sebab bagi perusahaan teknologi, penting untuk melakukan inovasi produk/layanan. Bahkan, beberapa perusahaan teknologi raksasa tak segan untuk berinvestasi besar di bidang riset dan pengembangan produk untuk mendapatkan revenue atau rasio profitabilitas yang lebih besar.
Baca Juga :
- Memahami Jenis Product Classification dan Manfaatnya untuk Bisnis
- 7 Langkah Circles Method untuk Kesuksesan Product Development
Contoh Research and Development (R&D) Expenses
Seperti kita singgung di atas, perusahaan teknologi umumnya sangat bergantung pada R&D. Salah satu contoh yang bisa kita ambil adalah Meta (atau Facebook).
Mengutip dari Macrotrends, Meta tak segan menginvestasikan banyak biaya biaya untuk proses penelitian dan pengembangan produk mereka. Contohnya adalah produk VR (virtual reality) dan predictive artificial intelligence (AI).
Upaya ini membuat Meta dapat mendiversifikasi bisnis dan mendapatkan peluang pertumbuhan (business growth), seiring dengan perkembangan teknologi di era transformasi digital.
Contoh lainnya datang dari perusahaan raksasa Apple. Di awal kuartal pertama 2022, Apple menganggarkan USD 24,2 miliar untuk pengembangan produk. Angka tersebut tercacat mengalami peningkatan sebesar 20% dari tahun sebelumnya.
Demikian adalah ulasan mengenai research and development expenses atau biaya yang perusahaan keluarkan untuk proses penelitian dan pengembangan produk. Pada dasarnya, perusahaan perlu memahami bahwa R&D expenses adalah salah satu investasi bisnis yang baik untuk menciptakan inovasi baru maupun meningkatkan product value. Sehingga, peluang untuk menjangkau pangsa pasar (market share) yang lebih luas pun akan terbuka semakin lebar.
Di sisi lain, perlu Anda ketahui bahwa selain memperhitungkan biaya untuk proses R&D, perusahaan juga perlu menerapkan berbagai macam strategi bisnis lain untuk mendukung perkembangan bisnis. Termasuk menyusun strategi pemasaran atau strategi marketing terbaik untuk memasarkan produk.
Selain itu, perusahaan juga bisa menggunakan layanan digital marketing agency agar lebih mudah dalam proses pemasaran. Beberapa marketing strategy yang bisa diimplementasikan adalah growth hack marketing, inbound marketing, 360 Digital Marketing, serta Data-driven marketing agar perusahaan semakin berkembang pesat.
Baca Juga :
- Memahami 4 Elemen Product Positioning dan Cara Mengembangkannya
- Kelebihan Menggunakan Strategi Product Launch
inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.