Kelebihan dan Kekurangan Strategi Price Skimming Dalam Operasional Produksi Bisnis

Upaya menetapkan harga atau pricing pada produk yang akan dijual merupakan salah satu bentuk perencanaan sekaligus pelaksanaan strategi bisnis yang sangat penting dalam pengambilan keputusan setelah mengembangkan produk. Dan hingga saat ini, pemilik bisnis dan/atau stakeholder yang terlibat telah disuguhkan berbagai pilihan jenis strategi pricing yang dapat disesuaikan dengan tujuan penetapan harga. Nah, salah satu strategi pricing yang paling banyak diterapkan bisnis adalah price skimming atau skim pricing.

Seiring perkembangan tren perilaku pembelian konsumen (consumer behavior), tak sedikit tim penjualan (sales force) beserta tim pemasaran memilih strategi penetapan harga skimming dengan alasan untuk memberikan persepsi pelanggan bahwa produknya bernilai eksklusif dan premium.

Nantinya, strategi ini dapat memberi peluang bisnis untuk memiliki keunggulan kompetitif yang terbaik, membantu meningkatkan basis pelanggan, serta memberikan dorongan besar pada pendapatan (revenue) dan posisi bisnis potensial (market position). Baik itu pada perusahaan yang menargetkan pasar konsumen akhir (business-to-consumer atau direct-to-consumer) atau pada perusahaan yang menargetkan pasar bisnis (business-to-business).

Lantas, sebenarnya apa yang dimaksud dengan price skimming? Apa saja manfaat atau kerugian yang bisnis dapatkan selama menerapkan strategi ini?

Ketahui jawaban selengkapnya dengan membaca artikel inMarketing berikut ini.

Apa Itu Price Skimming?

Menyadur dari situs Price Intelligently, skim pricing atau price skimming adalah strategi menetapkan harga produk baru setinggi mungkin dan kemudian menurunkan harga secara bertahap seiring waktu karena product value semakin tidak populer atau pada saat kompetitor memasuki pangsa pasar.

Secara teori dan konsep, skim pricing adalah kebalikan dari penetration pricing, di mana produk yang baru di luncurkan di banderol dengan harga terendah. Umumnya, strategi harga penetrasi ini banyak dilakukan oleh bisnis pendatang baru yang mencari sekaligus menarik perhatian banyak target pelanggannya (customer touchpoint) dan membangun basis pelanggan yang besar di awal dengan memanfaatkan strategi word of mouth.

Baca Juga:

digital marketing agency

Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa pada dasarnya strategi skimming pricing ini bekerja dengan memanfaatkan pelanggan yang FOMO (fear of missing out) atau memiliki daya beli dan keinginan tinggi untuk mendapatkan versi terbaru dari produk atau layanan sesaat setelah produk tersebut tersedia di pasar.

Kapan Harus Menerapkan Strategi Price Skimming?

Apa Itu Price Skimming?

Walaupun konsepnya sudah cukup jelas, tak sedikit pelaku bisnis baru, khususnya dari kalangan startup dan bisnis UKM/UMKM, masih belum begitu paham kapan harus menerapkan strategi price skimming.

Menurut Coursera, strategi penetapan harga skimming ini akan bekerja paling efektif ketika perusahaan memasarkan produk (product marketing) atau layanan (services marketing) yang baru di luncurkan (product launch). Serta produk yang memiliki unique selling point dan panjang product life cycle yang bervariasi.

Selain itu, praktik harga skimming ini lebih cocok di terapkan pada saat pasar tidak terlalu ramai oleh persaingan bisnis dan memiliki market penetration yang luas (konsep blue ocean strategy). Hal ini lantaran kebiasaan pelanggan akan lebih memilih produk atau layanan yang sebanding dengan harga yang kompetitif.

Oleh sebab itu, riset segmen pasar yang di targetkan (market research) sekaligus analisis kompetitor sebagai peluang terbaik dalam memperkenalkan produk baru dengan harga awal yang tinggi. Apakah produk tertentu adalah terobosan pertama pada jenisnya? Apa yang brand kompetitor tawarkan? Dan bagaimana strategi tim penjualan dan pemasaran dalam memasarkan produk ke calon pelanggan potensial atau prospek yang tidak sensitif terhadap harga (marketing strategy)?

Kelebihan dan Kekurangan Price Skimming

Di samping mempertimbangkan fungsionalitas price skimming dalam perencanaan bisnis, pelaku bisnis juga harus mempertimbangkan masing-masing keuntungan dan kerugian dari penerapan strategi ini. Berikut penjelasan selengkapnya.

Baca Juga:

Kelebihan Price Skimming

Perusahaan yang mengadopsi model penetapan harga skimming ini biasanya menargetkan beberapa tujuan bisnis yang mana juga menjadi kelebihannya, mulai dari:

Kekurangan Price Skimming

Kelebihan dan Kekurangan Price Skimming

Sedangkan kekurangan skim pricing adalah:

  • Bisnis kesulitan menyelaraskan harga awal yang tinggi dengan permintaan pelanggan (price elasticity)
  • Meskipun strategi penetapan harga skimming membantu meningkatkan margin keuntungan perusahaan, ini hanya akan bertahan sementara waktu.
  • Bisnis juga kesulitan dalam memasuki pasar yang ramai (red ocean market)
  • Mengurangi daya saing bisnis dengan kompetitor yang menawarkan produk serupa dengan harga yang lebih rendah
  • Mendorong pengalaman pelanggan yang tidak puas dengan brand (brand experience) sehingga dapat memicu customer churn rate yang relatif tinggi
  • Jika suatu produk tidak mengikuti kurva permintaan yang tidak elastis (inelastic demand), maka dapat menyebabkan fluktuasi penjualan. Di mana hal tersebut akan memicu peningkatan permintaan pasar ketika harga produk di turunkan dan sebaliknya.

Contoh Perusahaan yang Menerapkan Price Skimming

Sebagai penutup, perlu Anda ketahui bahwa banyak sekali brand-brand besar yang sesekali menerapkan atau bahkan mengandalkan strategi price skimming.

Sebut saja brand raksasa teknologi, Apple, yang hampir setiap tahun akan memperkenalkan salah satu produk flagshipnya iPhone dengan fitur-fitur terbaru dan di patok dengan harga tinggi. Lalu, seiring dengan harga pasar produk yang menurun atau adanya peluncuran series iPhone terbaru. Apple akan menjual produk series lamanya dengan harga yang lebih rendah. Tujuannya adalah agar brand image Apple terkait iPhone tidak jatuh atau meredup di pasar.

Selain Apple, brand pemimpin pasar sepatu, pakaian, dan aksesoris atletik, Nike, juga secara teratur memperkenalkan desain-desain baru pada setiap lini produknya dengan harga awal yang tinggi. Strategi ini berhasil Nike terapkan berkat mengandalkan early adopter dan pelanggan setia untuk membeli produk dengan harga perkenalan. Harga yang di tetapkan dengan skimming ini dapat bertahan selama beberapa bulan sebelum Nike menurunkan biaya untuk menjual sisa persediaan (cost of goods sold) kepada pelanggan yang sensitif terhadap harga.

Jadi, apakah perusahaan Anda menjadi bisnis selanjutnya yang berhasil menerapkan strategi price skimming dengan efektif dan maksimal?

Baca Juga:

inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.