Sejatinya dalam menjalankan bisnis – apapun bidangnya – perusahaan harus memahami betul seperti apa daya saing bisnis di niche industrinya. Dengan begitu, perusahaan dapat lebih mudah memenuhi kebutuhan konsumen melalui upaya menghadirkan produk-produk terbaik sebagai solusi permasalahan konsumen. Nah, supaya produk tersebut engage dengan konsumen secara efektif, setiap perusahaan sebagai pelaku bisnis harus memahami implementasi supply chain management.
Singkatnya, supply chain management adalah termasuk usaha pelaksanaan bisnis yang luas dan kompleks, yang mana bergantung pada masing-masing mitra. Mulai dari pemasok hingga produsen harus terlibat untuk memastikan proses pengembangan bisnis (business development) berjalan dengan baik. Berikut ini inMarketing susun panduan konsep betapa pentingnya memahami supply chain management atau manajemen rantai pasokan yang efektif.
Apa Itu Supply Chain Management?
Secara harfiah, supply chain management yang biasa disingkat SCM memiliki arti manajemen rantai pasokan. Sedangkan makna luas supply chain management adalah mencakup semua proses, sistem, dan strategi untuk mengoptimalkan proses produksi hingga distribusi produk.
Dalam hal ini, pelaku bisnis akan melakukan serangkaian aktivitas untuk mengubah bahan baku mentah menjadi produk akhir yang akan diperjual-belikan dengan konsumen. SCM melibatkan upaya pengefektifan aktivitas sisi penawaran bisnis untuk memaksimalkan nilai pelanggan (customer value) dan mendapatkan keunggulan kompetitif di pangsa pasar.
Pada awal abad ke-20 atau sekitar tahun 1900-an, SCM dikembangkan sebagai proses manual untuk mengoptimalkan manufaktur dan produksi barang suatu industri. Kini, manajemen rantai pasokan telah berkaitan erat dengan teknologi dan pemasaran digital yang mana Anda dan pelaku bisnis lainnya akan lebih mudah menjalankan proses jalinan logistik, manajemen operasi, dan ERP (Enterprise Resource Planning). Dengan demikian, perusahaan dapat memangkas biaya perusahaan yang berlebih (incremental cost) dan mengirimkan produk ke konsumen dengan lebih cepat.
Baca Juga:
- Memahami Indikator Non-Functional Requirements dalam Proses Pengembangan Produk
- Manfaat dan Tahapan Market Orientation untuk Ciptakan Produk Sesuai Kebutuhan Pelanggan
Tujuan Supply Chain Management
Seiring dengan semakin matangnya manajemen rantai pasokan dan teknologi yang mendukungnya, kepentingannya bagi operasi bisnis terus berkembang. Sebagian besar tujuan yang ingin perusahaan capai dengan menggunakan manajemen rantai pasokan untuk mengoptimalkan aliran barang dan material meliputi:
- Menghemat biaya dari perolehan barang dan jasa semurah mungkin dan meminimalkan pengeluaran barang modal, seperti persediaan, fasilitas dan peralatan.
- Efisiensi bisnis yang berasal dari menghindari pemborosan dan duplikasi.
- Pendapatan (revenue) meningkat karena memenuhi tingkat permintaan yang lebih tinggi dengan pasokan yang cukup.
- Lebih menguntungkan perusahaan dari segi pendanaan karena biaya produksi lebih rendah dan pendapatan lebih tinggi.
- Meningkatnya kepuasan pelanggan (customer satisfaction) karena dapat menyeimbangkan penawaran dan permintaan serta memberikan produk yang konsumen inginkan.
- Adanya peningkatan kualitas sumber bahan yang lebih baik, menghindari kesalahan produksi dan mengumpulkan umpan balik pelanggan (customer feedback).
- Mendukung stabilitas dari manajemen risiko yang efektif, visibilitas, dan kolaborasi dalam proses bisnis.
Manfaat atau Keuntungan Supply Chain Management
Selain membantu perusahaan mencapai tujuan SCM, upaya peningkatan efisiensi, koordinasi, dan kualitas yang berasal dari penguasaan perencanaan, pengendalian, dan pelaksanaan proses rantai pasokan dapat menghasilkan manfaat atau keuntungan untuk bisnis. Berikut ini beberapa manfaat SCM yang perlu Anda ketahui.
- Dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan pemasok, distributor dan pengecer.
- Meningkatkan brand image.
- Meningkatkan probabilitas produk terhadap ketahanan lingkungan.
- Adanya peningkatan arus kas perusahaan.
- Produk dan layanan bisnis akan lebih aman.
- Overhead yang lebih rendah.
- Peningkatan akuntabilitas dan kepatuhan serta lebih banyak inovasi bisnis.
Baca Juga:
- Manfaat Product-Led Growth, Strategi yang Jadikan Kualitas Produk sebagai Ujung Pemasaran
- Product Development : Manfaat, Tahapan, dan Waktu yang Tepat untuk Menerapkannya
Langkah-Langkah Supply Chain Management
Setiap fase pergerakan produk melalui rantai pasokan – mulai dari pengelolaan bahan mentah hingga proses produksi dan distribusi – memiliki proses dan disiplin bisnis yang berbeda. SCM sendiri melibatkan beberapa langkah strategis, berikut ini penjelasan lengkapnya.
1. Perencanaan Permintaan atau Demand
Proses SCM dimulai dengan mencari tahu produk apa yang saat itu paling diinginkan oleh pelanggan. Fase ini melibatkan tahap awal perencanaan rantai pasokan (supply chain planning) seperti perencanaan permintaan atau demand.
Perencanaan permintaan produk dimulai dengan mengumpulkan data historis perusahaan, seperti penjualan terdahulu dan menerapkan analitik dan pemodelan statistik untuk membuat perkiraan (forecast) atau rencana permintaan yang dapat dilakukan oleh departemen penjualan dan departemen operasional – misalnya, manufaktur dan pemasaran. Forecast dalam bisnis dapat membantu Anda menentukan jenis dan jumlah produk yang akan Anda produksi dengan tepat.
Mendapatkan perkiraan yang tepat sangat penting untuk terhindar dari masalah yang dapat menghabiskan dana perusahaan, seperti bullwhip effect. Bullwhip effect merupakan fluktuasi kecil dalam permintaan ritel yang diperbesar lebih jauh ke atas rantai pasokan, sehingga menyebabkan kekurangan atau kelebihan persediaan bahan baku produk.
2. Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi menjadi tahapan penting selanjutnya yang mana perusahaan menetapkan secara spesifik di mana dan bagaimana produk permintaan akan diproduksi. Dalam tahapan ini, perusahaan berupaya mengoptimalkan resources yang masuk ke produksi dan membuat mereka lebih responsif terhadap kemungkinan perubahan permintaan.
Saat ini, banyak pelaku bisnis akan memanfaatkan perangkat lunak khusus yang akan mengotomatisasi segala proses perencanaan produksi. Hal ini akan mencakup sistem manajemen transportasi dan gudang (warehouse management system). Contohnya, sistem yang memungkinkan pelanggan dapat merencanakan, melaksanakan, dan melacak pengiriman. Selain itu juga sistem yang berkaitan dengan pemindahan barang melalui gudang, seperti pelacakan inventaris, penerimaan, dan pembuangan produk.
3. Perencanaan Kebutuhan Material (Material Requirements Planning)
Sejak tahun 1960-an, material requirements planning adalah proses yang digunakan sebagian besar produsen untuk memastikan apakah bahan dan komponen produksi, seperti subassemblies, tersedia untuk digunakan dalam proses manufaktur dan membeli atau membuat item yang tersisa. Dokumen utama dalam MRP dan perencanaan produksi adalah bill of material (BOM) atau daftar lengkap barang-barang yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk.
4. Manajemen Persediaan Produk
Manajemen persediaan terdiri dari berbagai teknik dan formula untuk memastikan pasokan produksi yang memadai. Mulai dari bahan mentah di pabrik manufaktur yang akan sistem MRP kelola hingga barang yang dikemas di toko ritel dengan waktu dan sumber daya paling efisien.
5. Manajemen Pengadaan atau Procurement Supply Chain Management
Setelah itu, Anda perlu melakukan manajemen pengadaan atau procurement yang merupakan proses menemukan pemasok barang, mengelola hubungan dengan pemasok, dan memperoleh barang secara ekonomis. Bersamaan dengan semua upaya komunikasi bisnis, seperti mengirimkan permintaan penawaran dan dokumen, termasuk pesanan pembelian dan faktur. Langkah ini sangat krusial untuk supply chain management, mengingat berapa banyak bahan yang harus Anda beli dan produk yang Anda jual di semua titik di sepanjang supply chain.
6. Manajemen Logistik
Manajemen logistik mencakup pengangkutan dan penyimpanan barang. Mulai dari pengiriman suku cadang dan bahan mentah ke produsen hingga pengiriman produk jadi ke toko atau langsung ke konsumen. Bahkan, pada beberapa pelaku bisnis melakukan lebih dari itu, misalnya untuk layanan servis, pengembalian, dan daur ulang produk. Pada intinya, manajemen persediaan terjalin sepanjang proses logistik berlangsung.
Demikian pemaparan singkat mengenai supply chain management yang perlu Anda ketahui untuk menciptakan proses bisnis terbaik. Adapun Anda juga harus menerapkan strategi marketing yang mendukung proses produksi bisnis Anda.
Anda tak perlu khawatir bila belum terlalu familiar dengan penerapan strategi pemasaran karena Anda bisa memanfaatkan layanan digital marketing agency yang dapat membantu Anda dalam mengembangkan bisnis. Beberapa strategi marketing yang bisa diimplementasikan adalah growth hack marketing, inbound marketing, 360 digital marketing, serta data-driven marketing agar perusahaan Anda semakin berkembang pesat.
Baca Juga:
- Pengertian, Cara Kerja dan Manfaat Supply Chain Finance
- Keunggulan dan Kelemahan Menerapkan Strategi Make To Order
inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.