Fixed cost, total fixed cost, dan variable cost. Ketiga istilah ini sekilas mirip, tetapi ada beberapa perbedaan yang signifikan dari ketiganya. Perbedaan utama dari ketiganya bahwa fixed cost tidak menghitung jumlah barang atau jasa yang perusahaan produksi. Sedangkan variable cost dan total fixed cost bergantung pada jumlah barang dan jasa yang diproduksi.
Jadi perusahaan harus mempertimbangkan variable cost dan total fixed cost jika ingin memastikan perusahaan berkembang dalam jangka panjang (business forecasting).
Mengenal Fixed Cost, Total Fixed Cost, dan Variable Cost
Untuk mengetahui perbedaan fixed cost, variable cost, dan total fixed cost, kita harus memahami terlebih dahulu tentang setiap biaya yang perusahaan keluarkan.
Fixed cost seperti namanya biaya ini tetap dan tidak berubah karena perusahaan memproduksi lebih sedikit atau lebih banyak ataupun menyediakan lebih sedikit layanan atau lebih banyak layanan. Contohnya adalah sewa gedung, pengeluaran sewa gedung akan tetap sama walaupun jumlah barang yang diproduksi dalam gedung itu bertambah.
Sedangkan variable cost akan berbeda-beda tergantung jumlah produksi. Contohnya biaya bahan yang Anda gunakan untuk memproduksi barang akan meningkat seiring meningkatnya jumlah barang yang Anda produksi.
Sedangkan untuk mengetahui total fixed cost caranya adalah total fixed cost ditambah dengan total variable cost.
Perbedaan Fixed Cost, Total Fixed Cost, dan Variable Cost
Untuk lebih memahami tentang perbedaan fixed cost, total fixed cost, dan variable cost, simak penjelasan berikut.
1. Fixed Cost
Fixed cost merupakan biaya yang wajib perusahaan keluarkan, umumnya ada keterkaitannya dengan waktu. Contohnya biaya tetap merupakan sewa yang harus perusahaan bayar untuk ruang kantor atau fasilitas manufaktur setiap bulannya.
Ini umumnya merupakan persyaratan kontrak yang telah disepakati yang tidak berubah kecuali jika pemilik gedung atau fasilitas setuju untuk menegosiasikan perjanjian sewa.
Baca Juga:
- Cara Menghitung Incremental Cost dan Contohnya
- Cara Menghitung Revenue Bisnis dan Perbedaannya dengan Income
Dalam beberapa kasus sewa properti, ada kemungkinan kenaikan harga sewa tahunan inkremental yang sudah sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Dimana sewa menetapkan kenaikan sewa dalam persentase tertentu dari satu tahun ke satu tahun berikutnya.
Tetapi kenaikan ini dijelaskan secara transparan dan dimasukan ke dalam variable cost. Sehingga, akuntan perusahaan dapat menghitung seluruh anggaran perusahaan dengan waktu tunggu yang mereka perlukan untuk memastikan keuntungan bisnis lebih terlindungi.
2. Variable Cost
Variable cost merupakan biaya yang bergantung pada jumlah produksi perusahaan.
Contoh perusahaan Dompet harus mengeluarkan modal Rp 100 ribu untuk memproduksi 1 unit produk. Karena itu jika perusahaan mendapatkan pesanan dalam jumlah yang besar pada bulan tertentu, maka pengeluaran bulannya akan meningkat.
Misalnya perusahaan kue kering menggandakan pesanan untuk mempersiapkan lebaran Idul Fitri tiba. Maka hal ini akan meningkatkan biaya perusahaan kue kering untuk memenuhi pesanan. Pesanan yang lebih besar ini akan mengakibatkan peningkatan untuk membeli produk dan uang lembur untuk karyawannya.
Pesanan juga dapat menurun ketika kondisi ekonomi negara sedang tidak stabil, sehingga hal ini dapat menekan biaya tenaga kerja dan manufaktur. Selain itu biaya bahan baku suatu produk bisa naik dan turun sewaktu-waktu, sehingga ini dapat mempengaruhi variable cost perusahaan.
3. Total Fixed Cost
Total fixed cost dapat Anda hitung dari total fixed cost dan variable cost. Hitungan ini merupakan jumlah total dari semua biaya non-variabel yang konsisten harus perusahaan bayar dalam menjalankan bisnisnya.
Contohnya perusahaan Anda harus menyewa kantor dengan harga Rp 2 juta per bulan, sewa mesin 1 juta perbulan, dan tagihan biaya lainnya sebesar Rp 500 ribu per bulan. Jadi total fixed cost yang harus perusahaan bayar adalah RP 3,5 juta.
Dalam variable cost, jika perusahaan memproduksi 1000 produk dengan harga per unit Rp 10 ribu, dan perusahaan harus membayar karyawan sebesar 3 juta. Maka total variable cost menjadi Rp 13 juta. (Rp 10 juta untuk memproduksi produk dan Rp 3 juta untuk biaya tenaga kerja).
Sehingga total fixed cost atau total cost perusahaan adalah fixed cost Rp 3,5 juta, ditambah dengan variable cost Rp 13 juta maka totalnya adalah 16,5 juta. Total cost merupakan biaya yang sangat penting yang harus perusahaan ketahui untuk dapat memastikan bisnis tetap berkembang dalam jangka panjang.
Baca Juga:
- Pahami Financial Report dan Bedanya Dengan Financial Statement
- Pengertian, Cara Kerja dan Manfaat Supply Chain Finance
Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost
Dalam ilmu ekonomi, fixed cost dan variable cost merupakan dua biaya utama yang perusahaan miliki untuk memproduksi suatu barang dan jasa.
Total cost perusahaan mencakup biaya tetap total dan biaya variabel total. Jumlah biaya variabel akan berbeda-beda tergantung dengan jumlah produksi barang. Biaya tetap akan tetap sama, tidak peduli berapa banyak produk yang perusahaan produksi.
Biaya variabel merupakan biaya perusahaan yang berhubungan dengan kuantitas dari barang atau jasa yang perusahaan produksi. Besaran biaya variabel perusahaan dapat meningkat dan menurun seiring dengan volume produksi.
Misalnya, perusahaan X memproduksi botol minuman seharga Rp 10 ribu per botol. Jika perusahaan memproduksi 1000 unit, maka variable costnya adalah 10 juta. Tetapi, jika perusahaan tidak memproduksi botol minuman sama sekali, maka tidak akan ada variable cost untuk memproduksi botol minuman.
Sedangkan, biaya tetap tidak akan berubah dan berpengaruh terhadap volume produksi. Biaya tetap yang perusahaan keluarkan tidak berubah tergantung dari jumlah barang atau jasa yang perusahaan produksi. Jadi fixed cost akan tetap sama jika tidak ada proses produksi barang atau jasa.
Contohnya perusahaan X memiliki fixed cost sebesar Rp 10 juta per bulan untuk biaya sewa mesin yang berguna untuk memproduksi botol minuman. Jika perusahaan tidak memproduksi botol minuman untuk bulan tersebut, perusahaan tetap harus membayar Rp 10 juta untuk biaya sewa mesin.
Sedangkan jika perusahaan memproduksi 1 juta botol minuman, biaya tetap sewa mesinnya tetap sama Rp 10 juta.
Kesimpulan
Tujuan dari setiap perusahaan berbisnis adalah untuk mendapatkan keuntungan. Untuk memaksimalkan keuntungan yang bisa perusahaan dapatkan, perusahaan harus memiliki tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan meminimalkan pengeluaran biaya.
Untuk mengurangi biaya-biaya tersebut, perusahaan harus bisa mengidentifikasi dan mengukur biaya-biaya yang termasuk dalam faktor-faktor produksi seperti upah atau gaji karywan, sewa gedung, sewa mesin, sewa peralatan, pembayaran listrik, pembelian bahan baku, biaya perlengkapan, dan pengeluaran lainnya.
Jadi Anda harus mengidentifikasi kedua jenis biaya ini termasuk dalam biaya mana apakah fixed cost ataupun termasuk dalam variable cost.
Variable cost memiliki hubungan langsung dengan tingkat produksi perusahaan, sedangkan pengeluaran fixed cost tidak ada hubungannya dengan tingkat produksi.
Variable cost lebih mudah untuk dikelola untuk mengurangi beban keuangan dari perusahaan saat tingkat produksi perusahaan sedang rendah atau tingkat permintaan pembeli sepi. Bila Anda bandingkan dengan mengelola fixed cost, perusahaan akan lebih sulit untuk mengurangi biaya fixed cost tersebut ketika tingkat produksi rendah.
Jadi untuk menutupi pengeluaran yang lebih besar dari fixed cost dan variable cost, perusahaan harus menentukan harga jual produk yang lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan. Semoga dengan penjelasan ini Anda bisa lebih memahami dengan jelas perbedaan Fixed Cost, Total Fixed Cost, dan Variable Cost.
Sehingga perusahaan dapat mengidentifikasi biaya mana saja yang bisa mereka tekan untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal. Dan Anda juga bisa menghitung harga jual produk yang tepat berdasarkan perhitungan total fixed cost perusahaan.
Tak hanya memperhatikan ketiga jenis biaya perusahaan ini, Anda juga perlu mengembangkan bisnis dengan bantuan layanan digital marketing agency tertentu. Anda bisa mencoba strategi marketing seperti inbound marketing, growth hack marketing, 360 Digital Marketing, dan Data-driven Marketing dengan tujuan perusahaan Anda semakin berkembang pesat.
Baca Juga:
- Ketahui Pentingnya Business Asset untuk Perusahaan Anda
- 7 Panduan Konten Marketing Untuk Perusahaan Dan Startup
inMarketing adalah Digital Transformation Consultant dan Digital Marketing Strategy yang fokus pada Leads Conversion, Data-Driven dan Digital Analytics. Kami membantu korporasi untuk tumbuh lebih cepat dengan Marketing Technology Strategy. Konsultasi dengan kami? Contact.